Norwegia umumnya dikenal sebagai tuan rumah upacara pemberian hadiah Nobel, dan ini sesuai dengan ciri negara ini yang senantiasa berupaya mempertahankan perdamaian dan kemakmuran di dalam negaranya.
Namun dibalik citra yang tenang ini, riak-riak geo-politik semakin mengancam kerajaan Nordik yang berpenduduk 5,3 juta itu. Potensi ancaman seperti itu yang menyebabkan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg melawat ke Washington minggu ini untuk bertemu dengan Presiden Donald Trump.
Menurut Gedung Putih, Trump dan Solberg akan membahas pertahanan dan sasaran keamanan bersama di NATO, koalisi global untuk melawan ekstremis ISIS, serta perdagangan dan investasi.
Kåre R. Aas, Duta Besar Norwegia untuk Amerika, mengatakan Amerika adalah sekutu Norwegia yang paling dekat, dalam wawancara dengan VOA.
“Prioritas kebijakan luar negeri kami yang utama adalah, pertama, mempertahankan keamanan kami lewat NATO; penting untuk negara saya terus membangun kerjasama yang kuat dengan Amerika dibidang keamanan dan pertahanan,” kata Kåre. Dia menambahkan Norwegia telah memberi sumbangan yang berarti, termasuk pasukan, untuk upaya yang dipimpin Amerika di tempat-tempat konflik seperti Afghanistan, Irak dan Suriah. [ps/jm]
