Tautan-tautan Akses

AS akan Selidiki Serius Peretasan oleh Pendukung ISIS


Akun Youtube milik US CentCom dibajak oleh pendukung kelompok militan ISIS, Senin (12/1).
Akun Youtube milik US CentCom dibajak oleh pendukung kelompok militan ISIS, Senin (12/1).

Peretasan pendukung kelompok militan ISIS atas akun Twitter dan YouTube milik Komando Sentral militer Amerika tampaknya lebih menyebabkan rasa malu, daripada kekhawatiran atas bobolnya sistem pengamanan.

Para peretas yang mengaku setia kepada kelompok Negara Islam (ISIS) telah memasang pesan pada akun Twitter dan YouTube milik Komando Sentral militer Amerika atau US CENTCOM yang memimpin perang melawan kelompok teror itu. Peretasan itu terjadi tak lama setelah Presiden AS Barack Obama mengumumkan rencana pemerintahnya untuk meningkatkan keamanan dunia maya bagi konsumen Amerika.

Akun Twitter dan YouTube milik Komando Sentral Amerika yang mengawasi operasi militer di Timur Tengah hari Senin (12/1) diretas oleh orang-orang yang memasang video klip dan pesan simpati pada ISIS.

Pesawat-pesawat tempur Amerika dan koalisi telah membombardir kubu-kubu pertahanan ISIS di Irak dan Suriah. Satu pesan pada laman twitter US CENTCOM mengancam tentara Amerika . Pesan lainnya berbunyi: "Kekhalifahan dunia maya meneruskan Jihad dunia mayanya”.

Simpatisan ISIS juga meretas akun Twitter milik US Centcom dengan pesan-pesan bahwa mereka akan meneruskan Jihad (12/1).
Simpatisan ISIS juga meretas akun Twitter milik US Centcom dengan pesan-pesan bahwa mereka akan meneruskan Jihad (12/1).

Peretasan itu tampaknya lebih menyebabkan rasa malu pemerintah AS, daripada kekhawatiran mereka atas bobolnya sistem pengamanan.

Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest hari Selasa (13/1) mengatakan, “Jelas ini harus kita selidiki secara serius. Namun sekedar mengingatkan kepada yang meliput berita ini, ada perbedaan sangat jelas antara peretasan sejumlah besar data dengan peretasan akun Twitter.”

Peretasan itu terjadi tak lama setelah Presiden Barack Obama mengumumkan rencana untuk meningkatkan keamanan dunia maya guna melindungi ekonomi Amerika.

"Kami akan mengajukan rancangan undang-undang baru, tentang hak Privasi Konsumen. Lewat kerja sama dengan sektor swasta dan kelompok-kelompok penasehat, kami telah mengidentifikasi beberapa prinsip dasar untuk melindungi privasi pribadi dan memastikan industri terus berinovasi ," janji Obama.

Tahun lalu, beberapa pengecer besar AS diretas oleh penjahat yang mencuri data kartu kredit. Dan Sony Pictures diretas tidak lama setelah dirilisnya film yang memperolok-olokan pemimpin Korea Utara.

“Sebagaimana kita semua diperingatkan tahun lalu, termasuk peretasan Sony, jaringan internet yang luar biasa ini bukan saja menciptakan peluang sangat besar tapi juga menciptakan kerentanan yang sangat besar bagi kita sebagai bangsa, perekonomian kita, serta bagi masing-masing keluarga,” kata Obama.

Obama mengusulkan undang-undang baru yang akan mewajibkan perusahaan untuk memberitahu kepada pelanggan tentang pencurian data dalam waktu 30 hari, dan menjadikannya sebagai kejahatan jika menjual identitas pelanggan ke luar negeri. Negara-negara bagian Amerika memiliki aturan yang berbeda, banyak diantaranya sudah usang.

Obama juga mengusulkan dipermudahnya cara mengecek laporan kredit konsumen dan disusunnya undang-undang yang melarang perusahaan-perusahaan perangkat lunak pendidikan menjual data tentang siswa kepada pihak ketiga.

Pemerintahan Obama juga berencana untuk mengajukan RUU keamanan dunia maya ke Kongres pada akhir bulan Januari.

XS
SM
MD
LG