Kementerian Pertahanan Amerika hari Senin (5/3) mengakui bahwa serangan Turki terhadap milisi Suriah yang didukung Amerika telah mengimbas perang melawan ISIS dan membuat ada jeda operasi di Suriah bagian timur.
Amerika dan Turki, meskipun sama-sama anggota pakta pertahanan NATO, memiliki kepentingan berbeda dalam perang saudara Suriah, dengan Washington terfokus pada upaya mengalahkan ISIS, sementara Turki ingin mencegah warga Kurdi Suriah memperoleh otonomi dan mengobarkan pemberontakan Kurdi di Turki.
Turki melancarkan serangan di Afrin bulan Januari untuk mengenyahkan milisi Kurdi YPG, yang dianggapnya sebagai kelompok teroris yang terkait dengan pemberontakan Kurdi di Turki.
Juru bicara Pentagon Kolonel Robert Manning mengatakan jeda operasi itu berarti sebagian operasi darat oleh Pasukan Demokratik Suriah, SDF, kelompok payung yang didukung Amerika yang didominasi YPG, telah ditangguhkan.
Menurut Manning, serangan udara koalisi melawan ISIS yang dipimpin Amerika tidak terimbas dan SDF tetap menguasai wilayah yang telah direbut kembali dari ISIS. [ds/my]