Tautan-tautan Akses

AS: China Ambil 'Langkah Nyata' untuk Atasi Perdagangan Narkoba


Seorang pria menyiapkan bahan-bahan untuk menghisap fentanil di sebuah taman di Portland, Oregon, pada 18 Mei 2023. (Foto: Beth Nakamura/The Oregonian via AP)
Seorang pria menyiapkan bahan-bahan untuk menghisap fentanil di sebuah taman di Portland, Oregon, pada 18 Mei 2023. (Foto: Beth Nakamura/The Oregonian via AP)

Pertemuan tingkat tinggi antara pejabat tinggi keamanan dalam negeri Amerika Serikat dan mitranya dari China memberi AS alasan untuk berharap bahwa perundingan tersebut pada akhirnya dapat membantu membendung aliran narkoba seperti fentanil masuk ke wilayah AS.

Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Alejandro Mayorkas bertemu Menteri Keamanan Publik China Wang Xiaohong di Wina, pada Minggu (18/2), guna melakukan pembicaraan yang berfokus pada penghentian penyebaran fentanil dan bahan-bahan kimia yang digunakan untuk membuat opioid sintetis yang kuat.

Pernyataan AS mengenai pertemuan dengan pejabat Republik Rakyat China menggambarkan perundingan itu sebagai “jujur dan konstruktif.” Para pejabat senior, pada Selasa (20/2), mengatakan kepada wartawan bahwa ada tanda-tanda kemajuan yang telah dicapai.

“Pertemuan ini benar-benar produktif,” kata seorang pejabat senior AS kepada wartawan. Ia setuju untuk memberi pengarahan kepada wartawan mengenai pertemuan itu asalkan namanya tidak disebut.

Pejabat itu mengatakan pertemuan awal antara Mayorkas dan Wang berlangsung sekitar empat jam, dan diskusi berlanjut hingga makan malam.

Para pejabat tersebut juga mengatakan kedua pihak meninggalkan Wina dengan komitmen bagi para ilmuwan dari kedua negara untuk melakukan pembicaraan lanjutan akhir bulan ini guna meninjau “tren yang muncul” terkait pembuatan dan perdagangan bahan kimia yang diperlukan untuk memproduksi fentanil dan obat-obatan lainnya.

Pertemuan di Wina itu merupakan lanjutan dari pertemuan virtual pada bulan lalu antara Mayorkas dan Wang serta pertemuan Kelompok Kerja Kontra Narkotika AS-RRC pada 30 Januari.

“Ada tindakan spesifik yang konkret,” kata seorang pejabat senior AS pada Selasa, menjelaskan optimisme yang muncul.

“Kami melihat China telah mengambil tindakan terkait perusahaan-perusahaan tertentu. Kami tahu bahwa mereka juga berbagi informasi dengan Badan Narkotika Internasional, yang membantu negara-negara lain juga melacak pelaku dan bahan kimia yang menjadi perhatian,” kata pejabat itu.

“Pada akhirnya, tentu saja, tujuan kita adalah menghentikan aliran bahan kimia prekursor dari RRC ke Meksiko dan kemudian produk jadi dari Meksiko ke negara kita,” tambah pejabat tersebut.

Menurut kantor berita pemerintah China, Xinhua, para pejabat China juga menggambarkan pertemuan di Wina itu sebagai sesuatu yang konstruktif. Tetapi laporan tersebut juga mengatakan bahwa para pejabat China menyoroti pembatasan visa AS bagi pelajar mereka.

Wang mengatakan kepada Mayorkas bahwa AS harus “berhenti melecehkan dan menginterogasi pelajar China tanpa alasan dan memastikan bahwa warga negara China menikmati perlakuan masuk yang adil dan bermartabat.”

Pejabat senior AS kedua yang memberi pengarahan kepada wartawan pada Senin (19/2) mengakui bahwa para pejabat China menyampaikan kekhawatiran akan pembatasan visa AS saat ini namun menolak menjelaskan lebih lanjut. Ia mengatakan bahwa fokus pertemuan tersebut adalah upaya memberantas narkotika.

Pertemuan Mayorkas dan Wang di Wina terjadi dua hari setelah pembicaraan di Munich antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi yang membahas berbagai masalah – mencakup upaya kontranarkotika Beijing dan pemeriksaan terhadap warga negara China oleh AS. [ka/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG