Amerika Serikat dan PBB masing-masing mengutarakan keprihatinan atas rencana Israel untuk membangun 1.300 apartemen baru di Yerusalem Timur yang disengketakan, dimana bangsa Palestina ingin membangun ibukota sebuah negara merdeka yang baru.
Beberapa jam setelah pengumuman Israel itu, jurubicara Departemen Luar Negeri Amerika P.J. Crowley mengatakan Washington sangat kecewa, dengan menyebut tindakan itu kontra-produktif terhadap usaha Amerika untuk melanjutkan perundingan langsung antara kedua pihak.
Kemudian hari Senin, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan atas dilanjutkannya kegiatan pemukiman , dengan memberi-tahu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di New York sangat penting untuk membobol kemacetan diplomatik, melanjutkan perundingan dan memperoleh hasil.
Para pejabat Palestina juga mengutuk rencana pembangunan yang hendak memperluas daerah Har Homa di Yerusalem timur, dengan 978 apartemen dan pembangunan 320 apartemen baru di daerah Ramot. Pengumuman kementerian dalam negeri Israel itu dikeluarkan sementara Netanyahu sedang melakukan perlawatan 5 hari di Amerika Serikat.