Washington, DC - Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan Amerika dan Eropa tetap bersatu, tidak hanya dalam hal potensi ancaman Rusia terhadap Ukraina, tetapi juga konsekuensi yang akan dihadapi jika Rusia melancarkan serangan. Keduanya juga menggarisbawahi kembali peringatan bahwa invasi Rusia dapat terjadi sewaktu-waktu.
“Kami saat ini bekerja sama untuk melindungi pasokan energi Eropa terhadap guncangan pasokan, termasuk yang kemungkinan dampak dari agresi Rusia terhadap Ukraina,” ujar Blinken.
Demikian petikan pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dalam konferensi pers setelah melangsungkan pertemuan dengan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell hari Senin (7/2) di Washington DC.
Kekhawatiran meningkat tentang apa yang akan terjadi pada pasokan energi Eropa jika Rusia menyerang Ukraina dan menutup ekspor gas alam sebagai pembalasan terhadap sanksi Amerika dan Eropa.
Meskipun pejabat-pejabat Rusia belum memberi isyarat bahwa mereka mempertimbangkan untuk memotong pasokan gas alam itu jika Barat memberlakukan sanksi-sanksi baru, Eropa sangat bergantung pada Rusia.
Sejumlah pakar mengatakan sanksi-sanksi Barat kemungkinan tidak akan menarget secara langsung pasokan energi dari Rusia. Kemungkinan besar, tambah mereka, yang akan terjadi adalah Rusia menahan pengiriman gas lewat jalur pipa yang melintasi Ukraina.
Pemerintah Biden telah berbicara dengan sejumlah produsen gas alam di seluruh dunia tentang apakah mereka dapat meningkatkan produksi dan mengirim ke Eropa, dan telah bekerja untuk mengidentifikasi pasokan gas alam dari Afrika Utara, Timur Tengah, Asia dan Amerika.
Pemerintah Amerika juga telah berbicara dengan sejumlah pembeli tentang (kemungkinan) untuk menangguhkan pembelian.
Kembali Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken menjelaskan, “Kami sedang berbicara dengan beberapa negara dan produsen utama di seluruh dunia untuk meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi mereka. Kami berkoordinasi dengan sekutu dan mitra kami, dengan para pemangku kepentingan sektor energi, termasuk tentang cara terbaik berbagi cadangan energi jika Rusia menghentikan pasokannya ke Eropa atau memicu konflik yang mengganggu aliran gas alam melalui Ukraina.”
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan pihaknya telah berulangkali menyerukan kepada Rusia untuk melakukan deeskalasi.
“Kami telah menunjukkan secara langsung tekad untuk memberi tanggapan terpadu terhadap ancaman Rusia. Ini adalah aset terbaik kami. Kami telah mengulangi seruan kami pada Rusia untuk mengurangi ketegangan. Keterlibatan diplomatik secara berlapis akan dilanjutkan di berbagai level dan dalam format yang berbeda,” kata Borrell.
Prancis dan Jerman pada tahun 2015 juga membantu menengahi kesepakatan damai di bagian timur Ukraina dalam upaya mengakhiri konflik antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis yang didukung Rusia, yang meletus tahun sebelumnya setelah Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea di Ukraina.
Perjanjian yang ditandatangani di ibu kota Minks, Belarus, membantu menghentikan pertempuran dalam skala besar. Tetapi upaya penyelesian politik itu kemudian terhenti dan bentrokan terus berlanjut di sepanjang garis kontak yang senantiasa tegang di jantung industri Ukraina yang dikenal sebagai Donbas.
Putin dan para pejabat Rusia telah mendesak Prancis, Jerman dan sekutu-sekutu Barat lainnya untuk mendorong Ukraina memenuhi kewajibannya berdasarkan perjanjian tahun 2015 yang mencakup otonomi luas bagi Donbas dan amnesti menyeluruh bagi seluruh separatis. Perjanjian itu menyatakan bahwa hanya dengan memenuhi syarat-syarat itu maka Ukraina dapat memulihkan kendali perbatasannya dengan Rusia di wilayah pemberontak.
Kesepakatan Minsk ini dilihat banyak orang Ukraina sebagai pengkhianatan terhadap kepentingan nasional. Implementasi perjanjian itu telah dihentikan.
Namun, dalam konferensi pers hari Senin, Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa...
“Selama beberapa tahun terakhir ini Ukraina telah berusaha bergerak maju dengan menerapkan perjanjian Minsk – format Normandia – seperti yang disebut, bersama Prancis, Jerman, Ukraina dan Rusia yang terlibat di dalamnya, yang telah menjadi kendaraan utama untuk memajukan perjanjian itu. Saya pikir jika kita melihat kembali syarat-syarat yang ditetapkan dalam Perjanjian Minsk, tiga perjanjian dalam beberapa bulan itu, merupakan sebuah penilaian yang adil untuk mengatakan bahwa Ukraina telah berusaha bergerak maju memenuhi sebagian besar perjanjian itu, jika tidak semua; sementara Rusia hampir tidak memenuhi kewajibannya yang disepakati dalam perjanjian itu,” pungkas Blinken. [em/jm]