Gedung Putih mengatakan Suriah harus meningkatkan upaya mengangkut senjata-senjata kimia ke pelabuhan Latakia, setelah sebuah laporan menunjukkan usaha untuk mengangkut dan menghancurkan senjata-senjata itu telah terlambat jauh dari jadwal.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan adalah tanggung jawab rezim Assad untuk mengangkut bahan-bahan kimia tersebut dengan cara aman ke pelabuhan.
Kantor berita Reuters mengutip sumber-sumber hari Rabu (29/1) yang mengatakan Suriah telah menyerahkan kurang dari lima persen bahan-bahan senjata kimianya dan tidak akan memenuhi batas waktu pekan depan untuk mengirim semua bahan-bahan beracun itu ke luar negeri untuk dimusnahkan.
Sumber-sumber itu juga mengatakan kepada Reuters bahwa operasi yang didukung pihak internasional untuk memusnahkan senjata itu telah terlambat enam sampai delapan pekan dari yang dijadwalkan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Chuck Hagel menegaskan Amerika " prihatin" tentang usaha mengeluarkan senjata kimia dari Suriah. Ia mengatakan tidak tahu apakah karena Suriah tidak mampu atau ini bagian dari taktik mengulur waktu oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengatakan adalah tanggung jawab rezim Assad untuk mengangkut bahan-bahan kimia tersebut dengan cara aman ke pelabuhan.
Kantor berita Reuters mengutip sumber-sumber hari Rabu (29/1) yang mengatakan Suriah telah menyerahkan kurang dari lima persen bahan-bahan senjata kimianya dan tidak akan memenuhi batas waktu pekan depan untuk mengirim semua bahan-bahan beracun itu ke luar negeri untuk dimusnahkan.
Sumber-sumber itu juga mengatakan kepada Reuters bahwa operasi yang didukung pihak internasional untuk memusnahkan senjata itu telah terlambat enam sampai delapan pekan dari yang dijadwalkan.
Sementara itu, Menteri Pertahanan Chuck Hagel menegaskan Amerika " prihatin" tentang usaha mengeluarkan senjata kimia dari Suriah. Ia mengatakan tidak tahu apakah karena Suriah tidak mampu atau ini bagian dari taktik mengulur waktu oleh pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.