Pemerintah Amerika mendesak Tiongkok agar menghitung semua orang yang tewas, ditangkap maupun masih hilang akibat tindakan keras terhadap demonstran demokrasi di Lapangan Tiananmen 22 tahun lalu.
Jurubicara Departemen Luar Negeri Mark Toner hari Jumat mengimbau Tiongkok agar jangan lagi menggertak-gertak para demonstran Tiananmen dan keluarga mereka.
Tanggal 4 Juni 1989, pemerintah Komunis Tiongkok menumpas pertemuan ribuan demonstran yang umumnya anak muda, di lapangan terkenal di ibukota Beijing. Mereka tadinya menuntut reformasi politik, termasuk demokrasi. Berapa jumlah orang yang tewas dalam kekerasan, atau yang hilang sesudah aksi itu, tidak pernah dipastikan.
Toner juga mengatakan Tiongkok harus membebaskan puluhan orang yang ditangkap dalam tindakan keras terhadap pembangkang yang dimulai awal tahun ini. Sejumlah pengacara, aktivis, penulis dan lainnya ditahan, yang disebut kelompok HAM tampaknya sebagai upaya menjamin agar pemberontakan rakyat di Timur Tengah tidak menyebar ke Tiongkok.
Ia mengatakan pemerintah Amerika juga menyampaikan keprihatinan kepada pihak berwenang Tiongkok atas tuduhan bahwa para peretas di Tiongkok mengakses ratusan akun email Google, termasuk milik pejabat-pejabat pemerintah Amerika.