Tautan-tautan Akses

AS Jajaki Opsi Lain pasca Rusia Blokir Ekspor Biji-bijian Ukraina


Terminal biji-bijian di pelabuhan Odessa, Ukraina (foto: ilustrasi). Rusia hari Senin (17/7) menghentikan apa yang dikenal sebagai Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam.
Terminal biji-bijian di pelabuhan Odessa, Ukraina (foto: ilustrasi). Rusia hari Senin (17/7) menghentikan apa yang dikenal sebagai Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam.

Rusia pada hari Senin (17/7) mengakhiri apa yang dikenal sebagai Black Sea Grain Initiative (Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam), yang menjamin aliran bebas ekspor gandum Ukraina ke seluruh dunia.

Kapal-kapal yang mengangkut gandum Ukraina ke negara-negara rawan pangan tidak akan lagi mendapat jaminan perjalanan yang aman di Laut Hitam. Rusia menghentikan apa yang dikenal sebagai Prakarsa Biji-bijian Laut Hitam setelah mengeluh tentang efek pembatasan Barat terhadap produk makanan dan pupuk Rusia.

Negara-negara miskin yang selama ini kesulitan menghadapi kerawanan pangan, diperkirakan akan terkena dampak terburuk dari langkah Rusia tersebut.

Turki dan PBB menengahi kesepakatan itu musim panas tahun lalu untuk meredakan dampak perang Rusia terhadap Ukraina.

Mengenai perjanjian tersebut, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan, “Prakarsa ini telah memastikan jalur aman lebih dari 32 juta ton komoditas pangan dari pelabuhan Ukraina. Ratusan juta orang menghadapi kelaparan, dan konsumen menghadapi krisis biaya hidup secara global. Mereka akan menanggung beban berat.”

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengecam keputusan Rusia sementara dia mengamati bahwa harga pangan telah melonjak.

“Kami akan mencari cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan produk makanan Ukraina di pasar dunia, termasuk mengangkut barang melalui kereta api, dan melalui jalan darat. Tetapi, dalam hal volume yang diperlukan sangat sulit untuk mengganti apa yang sekarang hilang akibat penggunaan pangan sebagai senjata oleh Rusia,” ujarnya.

Blinken menyebut keputusan Rusia tersebut “tidak masuk akal,” tetapi juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menanggapinya dengan mengatakan, “Kami sangat tidak setuju,” seraya menambahkan, “Rusia memenuhi kewajibannya dan memperpanjang kesepakatan ini beberapa kali, meskipun ketentuan perjanjian terkait Federasi Rusia ini tidak dilaksanakan. Dan dalam hal ini, mungkin, sikap negara-negara Eropa harus disebut tidak masuk akal.”

Negara-negara Afrika yang sudah berjuang dengan dampak perubahan iklim akan sangat dirugikan oleh keputusan Rusia tersebut, kata Kate Phillips-Barrasso dari organisasi kemanusiaan Mercy Corps.

“Bukan hanya gandum yang tidak keluar dari Ukraina, tetapi juga pupuk, yang sangat penting dan dibutuhkan untuk memproduksi pangan dalam skala besar,” keluhnya.

Sementara ancaman terjadinya kelaparan meningkat, kelompok-kelompok lain meminta Amerika Serikat untuk meningkatkan dukungannya bagi upaya kemanusiaan yang sedang berlangsung.

Bob Kitchen dari International Rescue Committee mengungkapkan pendapatnya. “Amerika Serikat harus mengeluarkan buku cek dan memastikan bahwa mereka menyelamatkan nyawa dengan menyumbangkan dana ke negara-negara yang paling membutuhkan.”

Para pejabat Ukraina mengatakan kepada VOA bahwa ekspor negara itu akan sangat terpengaruh oleh keputusan Kremlin, tetapi mereka akan berusaha mencari metode lain untuk mendistribusikan produk mereka. [lt/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG