Amerika mengecam pemerintah Sudan atas serangan militernya yang mengambil alih sebuah kota kaya minyak yang diklaim oleh wilayah otonomi Sudan selatan.
Gedung Putih mengeluarkan pernyataan hari Sabtu mengecam operasi militer Sudan di Abyei dan Keputusan Presiden Sudan membubarkan pemerintahan kota itu.
Pernyataan Amerika menuduh pemerintah Sudan yang berpusat di Khartoum atas "pelanggaran terang-terangan" atas perjanjian perdamaian dengan wilayah otonomi Sudan selatan dan melecehkan perjanjian kedua belah pihak untuk menghindari terjadinya perang saudara kembali. Khartoum dan Sudah selatan belum mencapai kesepakatan mengenai siapa yang harus mengendalikan kota Abyei setelah Sudah Selatan berotonomi tanggal 9 Juli sebagai bagian dari kesepakatan damai.
Televisi pemerintah Sudan mengatakan tentara Sudan utara menguasai kota Abyei hari Sabtu dalam pertempuran dengan pasukan Sudan selatan. Pejabat-pejabat PBB di Khartoum menegaskan klaim itu dan mengatakan sedikitnya 10 tank milik Sudan utara berpatroli di kota itu. Jurubicara PBB Kouider Zerrouk juga mengatakan mortir menghantam kompleks PBB di dekat kota Abyei, namun tidak menimbulkan korban.
Jurubicara militer Sudan Selatan Philip Aguer mengatakan pesawat tempur milik Sudan utara membom kota Abyei pada hari kedua, hari Sabtu, dan menghantam empat desa. Ia tidak memberikan informasi tentang korban.
Gedung Putih menyerukan tentara Sudan utara untuk "segera menghentikan semua operasi serangan" ke Abyei dan menarik pasukannya. Dikatakan jika tidak dilaksanakan maka "dapat memundurkan proses normalisasi hubungan antara Sudan dan Amerika, dan menghambat upaya masyarakat internasional untuk menjalankan isu-isu penting bagi masa depan Sudan."
Pasukan penjaga perdamaian PBB di Sudan juga menyerukan "penghentian permusuhan dengan segera" di Abyei dan mendesak pasukan Sudan utara dan Sudan selatan untuk melindungi warga sipil.