Amerika menilai laporan tentang gerakan militer Rusia di perbatasan Ukraina kredibel. Departemen Luar Negeri AS, Senin (5/4), meminta Moskow menjelaskan “provokasi-provokasi” itu dan siap terlibat dalam situasi itu.
Penambahan pasukan Rusia yang dilaporkan, serta gerakan di perbatasan dengan Ukraina menjadi sumber ketegangan terbaru dalam hubungan Amerika dan Rusia yang sudah dingin.
Juru bicara Deplu Ned Price dalam briefing pers mengatakan AS akan prihatin terhadap setiap usaha Moskow untuk mengintimidasi Ukraina, baik yang terjadi di wilayah Rusia atau di dalam wilayah Ukraina. Dia tidak bersedia mengatakan apakah Amerika berpendapat Rusia bersiap menginvasi bekas republik Sovyet itu.
Juru bicara Deplu, Senin (5/4) siang, memberitahu kantor berita Reuters, bahwa AS “terbuka untuk terlibat dengan Rusia” atas situasi ini, dan mengatakan, laporan tentang gerakan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dan Krimea adalah kredibel. Gerakan pasukan itu, kata juru bicara itu, didahului pelanggaran terhadap gencatan senjata Juli 2020, dan empat tentara Ukraina tewas, serta empat lainnya cedera.
“Kami menyerukan Rusia agar menahan diri dari tindakan eskalasi,” katanya. Komentar itu menyusul pembicaraan telepon pada Jumat (2/4) di mana Biden memberi jaminan kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, dukungan tidak ragu-ragu AS dalam konfrontasi Ukraina dengan separatis yang didukung Rusia, di kawasan Donbas, Ukraina timur.
Rusia, Senin (5/4), membantah bahwa gerakan militernya merupakan ancaman terhadap Ukraina, dan mengesampingkan ketakutan akan peningkatan itu, meskipun Rusia memperingatkan pihaknya akan merespons sanksi Ukraina yang baru terhadap bisnis Rusia.
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki memberitahu reporter bahwa “eskalasi baru-baru ini berupa agresi Rusia dan eskalasi di Ukraina timur” adalah sesuatu yang dicermati AS. [jm/ka]