Otoritas kesehatan Amerika mendesak laki-laki agar menunggu enam bulan sebelum memiliki bayi dengan pasangan mereka jika telah melakukan perjalanan ke suatu daerah yang terdapat virus Zika, yang bisa menyebabkan cacat gawat pada bayi.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) hari Jumat (30/9) memperpanjang rekomendasi waktu bagi laki-laki dari delapan minggu sampai enam bulan setelah para peneliti menemukan virus Zika bisa hidup di dalam air mani selama berbulan-bulan.
Lembaga itu menganjurkan laki-laki menggunakan kondom atau tidak berhubungan seks selama sedikitnya enam bulan setelah kembali dari daerah yang dilanda Zika, meskipun mereka tidak menunjukkan gejala terkena virus Zika.
Zika hanya menyebabkan gejala ringan pada orang dewasa, termasuk demam, ruam, mata merah, dan sebagian orang bahkan tidak merasa sakit sama sekali. Tetapi perempuan hamil yang terinfeksi virus itu berisiko melahirkan bayi dengan cacat lahir berkepala kecil, yang disebut mikrosefalus.
Hari Jumat, para pejabat di Thailand mengukuhkan adanya dua bayi yang menderita mikrosefalus. Ini adalah pertama kalinya mikrosefalus dikukuhkan di Asia Tenggara.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara di wilayah itu untuk mengambil langkah-langkah yang kuat untuk melawan virus itu. Nyamuk juga sudah menjadi keprihatinan besar di Thailand karena menularkan penyakit malaria dan demam berdarah.
Meskipun virus Zika telah terdapat di Asia Tenggara sekian lama, para pejabat kesehatan mengatakan telah terjadi peningkatan jumlah penderita dalam beberapa bulan terakhir.
Pada hari Kamis, para pejabat kesehatan Amerika menganjurkan agar perempuan hamil menunda perjalanan yang tidak mendesak ke 11 negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, karena risiko virus Zika. [sp/isa]