Tautan-tautan Akses

AS Pimpin Usaha Diplomatik Cegah Israel Serang Beirut


Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran militer Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Kafr Kila, pada 29 Juli 2024. (Foto: AFP)
Asap mengepul dari lokasi yang menjadi sasaran militer Israel di desa perbatasan selatan Lebanon, Kafr Kila, pada 29 Juli 2024. (Foto: AFP)

Amerika Serikat (AS) memimpin upaya diplomatik untuk menghindari serangan Israel terhadap Ibu Kota Lebanon, Beirut, atau infrastruktur sipil penting lainnya sebagai balasan atas serangan roket mematikan di Dataran Tinggi Golan pada pekan lalu, menurut lima sumber yang mengetahui upaya tersebut.

Washington berusaha keras untuk mencegah terjadinya perang besar antara Israel dan Hizbullah, gerakan Lebanon yang didukung Iran, setelah serangan di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel menewaskan 12 remaja dan anak-anak pada akhir pekan, menurut lima sumber, termasuk pejabat Lebanon, Iran, serta diplomat dari Timur Tengah dan Eropa.

Israel dan AS menyalahkan Hizbullah atas serangan roket tersebut, meskipun kelompok itu membantah tuduhan ini.

Upaya diplomasi cepat ini bertujuan agar Israel tidak menyerang Beirut yang padat penduduk, pinggiran selatan kota yang merupakan pusat Hizbullah, atau infrastruktur penting seperti bandara dan jembatan, kata sumber yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Foto-foto 12 anak-anak dan remaja yang tewas akibat serangan roket di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Selasa, 30 Juli 2024. (Foto: AP)
Foto-foto 12 anak-anak dan remaja yang tewas akibat serangan roket di lapangan sepak bola di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel, Selasa, 30 Juli 2024. (Foto: AP)

Wakil juru bicara parlemen Lebanon, Elias Bou Saab, mengungkapkan bahwa ia telah berkomunikasi dengan mediator AS Amos Hochstein sejak serangan di Golan pada Sabtu. Ia mengatakan kepada Reuters bahwa Israel bisa menghindari ancaman eskalasi besar dengan menjaga agar ibu kota dan sekitarnya tetap aman.

"Jika mereka menghindari serangan terhadap warga sipil serta Beirut dan sekitarnya, maka tindakan mereka masih bisa dianggap terkendali," ujarnya.

Pejabat Israel mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk melukai Hizbullah tanpa terlibat dalam perang besar. Namun, diplomat dari Timur Tengah dan Eropa mengatakan bahwa Israel belum berjanji untuk tidak menyerang Beirut, daerah pinggiran, atau infrastruktur sipil.

Departemen Luar Negeri AS menyatakan tidak akan memberikan komentar mengenai percakapan diplomatik tersebut, meskipun mereka sedang berusaha mencari "solusi jangka panjang" untuk mengakhiri semua serangan lintas batas.

"Dukungan kami untuk keamanan Israel tetap kuat dan tidak tergoyahkan terhadap semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah," ujar seorang juru bicara kepada Reuters.

Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel memiliki hak untuk merespons serangan di Golan, tetapi tidak ada yang ingin terlibat dalam perang yang lebih luas.

"Kami telah melakukan percakapan sepanjang akhir pekan, dan kami telah melakukan itu di berbagai tingkat," tambahnya. "Namun, saya tidak akan mengungkapkan rincian dari percakapan tersebut,” ujarnya.

Kantor Perdana Menteri Israel tidak menanggapi permintaan komentar, sementara Hizbullah menolak berkomentar.

Lima orang yang mengetahui upaya diplomatik dalam dua hari terakhir itu, menyatakan upaya tersebut bertujuan mencapai pendekatan yang terukur, mirip dengan situasi yang terjadi ketika Israel dan Iran saling serang pada April. Situasi tersebut dipicu oleh serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus.

Seorang pejabat Iran mengungkapkan bahwa AS telah menyampaikan pesan kepada Teheran setidaknya tiga kali sejak serangan di Dataran Tinggi Golan pada Sabtu (27/7), "memperingatkan bahwa meningkatkan ketegangan akan merugikan semua pihak."

Para pelayat mengusung peti jenazah Guevara Ibrahim, seorang anak berusia 11 tahun yang tewas dalam serangan yang diduga berasal dari Lebanon dua hari sebelumnya, saat pemakaman di kota Druze, Majdal Shams, di Golan yang dianeksasi Israel, 29 Juli 2024. (Foto: AFP)
Para pelayat mengusung peti jenazah Guevara Ibrahim, seorang anak berusia 11 tahun yang tewas dalam serangan yang diduga berasal dari Lebanon dua hari sebelumnya, saat pemakaman di kota Druze, Majdal Shams, di Golan yang dianeksasi Israel, 29 Juli 2024. (Foto: AFP)

Hizbullah merupakan kekuatan utama dalam jaringan "Poros Perlawanan" Iran, yang juga mencakup kelompok proksi regional dan beraliansi dengan Hamas. Sejak perang Gaza dimulai pada Oktober lalu, Hizbullah dan militer Israel terlibat dalam bentrokan di perbatasan selatan Lebanon.

Selama perang 2006, yang merupakan konflik besar terakhir antara Israel dan Hizbullah, pasukan Israel membombardir pinggiran selatan Beirut, menghancurkan gedung-gedung Hizbullah, gedung tempat tinggal, dan bandara Beirut, serta merusak infrastruktur di seluruh Lebanon.

Seorang diplomat Prancis mengatakan kepada Reuters bahwa sejak serangan Golan, Paris juga mengimbau Israel dan Hizbullah untuk meredakan situasi.

Prancis memiliki hubungan historis dengan Lebanon, yang berada di bawah mandat Prancis dari 1920 hingga merdeka pada 1943. Sejak saat itu, Paris terus menjaga hubungan dekat dan saat ini terdapat 20.000 warga Prancis yang tinggal di Lebanon, bahkan banyak di antaranya memiliki kewarganegaraan ganda. [ah/ft]

Forum

XS
SM
MD
LG