Tanggung jawab untuk memimpin perang melawan kelompok teror ISIS di Irak kini telah bergeser dari Amerika Serikat dan sekutu koalisinya ke pasukan keamanan Irak.
Para pejabat Irak menyampaikan pengumuman Kamis pagi (9/12) bahwa pasukan AS dan koalisi akan tetap tinggal hanya untuk memberikan dukungan yang diperlukan.
“Kerja sama akan berlanjut antara pasukan keamanan Irak dan koalisi internasional pada tingkat sebagai penasihat dan pendukung,” kata Mayor Jenderal Saad Maan, kepala Bagian Media dan Keamanan Irak, kepada para wartawan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Satgas Gabungan Operation Inherent Resolve yang dipimpin AS, wakil komandan Operasi Gabungan untuk Irak, Letnan Jenderal Abdul Amir al-Shammari, mengatakan waktunya sudah tepat.
“Tentara kami telah menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan kekalahan ISIS,” kata al-Shammari. “Kami menatap masa depan dengan harapan, memberikan stabilitas, keamanan, dan kemakmuran bagi rakyat Irak,” tambahnya.
Rencana AS untuk mengakhiri operasi tempurnya di Irak pertama kali diumumkan setelah pertemuan antara Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih pada Juli lalu.
Perjanjian tersebut mencanangkan bahwa AS akan mengakhiri operasi tempur di Irak pada akhir tahun, meskipun para pejabat AS mengatakan pada saat itu bahwa perubahan itu tidak akan menandakan berakhirnya ancaman dari kelompok ISIS. [lt/ab]