Pemerintah AS telah mengakhiri sebuah perjanjian kontroversial dengan Guatemala, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS dan pemerintah Guatemala. Perjanjian itu mengatur agar para pencari suaka yang diproses di perbatasan AS-Meksiko, agar dikirim ke Guatemala untuk menunggu sidang.
Kementerian luar negeri Guatemala mengatakan dalam pernyataan Jumat (5/2) bahwa pihaknya telah diberitahu oleh para pejabat AS mengenai pembatalan program yang dirundingkan di bawah pemerintah Donald Trump itu.
Perjanjian dengan Guatemala itu ditandatangani pada 2019, ketika perjanjian serupa dirundingkan dengan El Salvador dan Honduras. Semua perjanjian itu merupakan upaya Trump untuk memaksa negara-negara lain di kawasan itu untuk membantu AS meringankan beban lonjakan pencari suaka yang tiba di perbatasan selatan AS. Negara-negara itu setuju untuk membawa para pencari suaka ke negara itu untuk menunggu.
Pemindahan di bawah Perjanjian Kerjasama Suaka AS-Guatemala itu telah ditangguhkan sejak pertengahan Maret 2020 karena pandemi virus corona. Dan perjanjian dengan El Salvador dan Honduras tidak pernah diberlakukan, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri pada Sabtu (6/2).
“Kami tegaskan, langkah-langkah ini bukan berarti bahwa perbatasan AS dibuka," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam pernyataan. "Meski kami berkomitmen untuk memperluas jalur legal bagi perlindungan dan peluang disini dan di kawasan, AS merupakan negara dengan perbatasan dan UU yang harus ditegakkan."
Awal pekan ini, Presiden AS Joe Biden memerintahkan agar proses suaka di perbatasan AS-Meksiko ditinjau kembali. Itu merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk memberlakukan sistem imigrasi yang lebih longgar pada pekan-pekan pertamanya menjabat. [vm/ft]