Amerika menolak klaim Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa kelompok teror ISIS mulai mengeksekusi ratusan sandera di Suriah, termasuk warga Amerika dan Eropa.
Putin, Kamis (18/10), menyampaikan klaim itu selama forum Valdai di Kota Sochi di Laut Hitam. Kata Putin, ISIS telah menyandera 700 orang dari sebuah kamp pengungsi di dekat Deir el-Zour di daerah yang dikuasai pasukan yang didukung AS.
"Mereka telah mengeluarkan ultimatum, tuntutan khusus dan memperingatkan jika ultimatum ini tidak dipenuhi, mereka akan mengeksekusi 10 orang setiap hari," kata Putin tanpa merinci tuntutan tersebut. "Dua hari lalu, mereka mengeksekusi 10 orang."
Para pejabat AS, Kamis, mengatakan meskipun ada serangan di kamp tersebut, klaim presiden Rusia itu, yang mengulangi laporan kantor berita Rusia TASS, tidak berdasar.
"Kami skeptis mengenai keakuratannya," kata juru bicara Pentagon Komandan. Sean Robertson dalam sebuah pernyataan kepada VOA.
"Kita tidak memiliki informasi yang mendukung sejumlah besar sandera yang dituduhkan oleh Presiden Putin," kata Robertson menambahkan. "Kita juga tidak mengetahui ada warga negara AS yang berada di kamp itu."
Pentagon juga menolak tuduhan Rusia bahwa AS dan sekutu koalisinya gagal membendung ancaman dari ISIS.
"Koalisi telah membebaskan lebih dari 99 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai ISIS," kata Robertson.
"Rusia, di sisi lain, memfokuskan upayanya secara eksklusif pada membantu rezim Suriah dengan langkah-langkah terbatas untuk mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh ISIStanpa memperhatikan hukum konflik bersenjata, korban sipil, atau penggunaan senjata kimia oleh rezim," katanya.
Selama kehadirannya di Sochi, Putin mengatakan kepada hadirin bahwa pasukan yang didukung AS yang berperang melawan ISIS "tidak menyelesaikan tugas mereka."
"Masih ada anggota-anggota ISIS di beberapa tempat," kata Putin. "Dan baru-baru ini mereka mulai memperluas kehadirannya." [my]