Amerika mengucapkan selamat kepada anggota parlemen Myanmar yang baru terpilih, sementara mereka menempati kursi mereka pada hari pertama "Uni Parlemen” baru negara itu.
“Hasil ini merupakan bukti keberanian dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh rakyat Myanmar selama bertahun-tahun, termasuk lebih dari 100 tahanan politik mantan yang sekarang menduduki kursi mereka di parlemen Myanmar," kata juru bicara Departemen Luar Negeri, John Kirby Senin (1/2).
Selagi parlemen yang dipilih secara demokratis mengadakan sidang pertamanya, rintangan masih tetap ada untuk "mewujudkan pemerintahan sipil dan demokratis penuh," tambah Kirby, tetapi ia mengatakan AS " merasa gembira dengan komitmen pemimpin politik Myanmar untuk bekerja sama dalam semangat persatuan dan reformasi nasional."
Anggota baru parlemen Myanmar, kebanyakan mengenakan pakaian tradisional, diambil sumpahnya secara bersama, Senin di ibukota Naypyidaw, sebagai awal untuk menerapkan pemerintah pertama negara itu yang dipilih secara demokratis selama lebih dari setengah abad.
"Ini adalah transisi kelembagaan pertama yang benar-benar nyata dari apa yang telah dihasilkan pemilu dan ungkapan dari kehendak rakyat, " kata Duta Besar Uni Eropa, Roland Cobia, yang mengamati upacara singkat pengambilan sumpah.
Siapa yang akan menjadi presiden Myanmar, apakah pensiunan jenderal Thein Sein yang akan kembali menjadi presiden, masih merupakan misteri. [ps/jm]