AS Desak India Hentikan Impor Minyak Iran

Menlu Amerika Hillary Clinton tiba di Kolkata hari Minggu setelah berkunjung ke Bangladesh dan Tiongkok, untuk melakukan pembicaraan dua hari yang berkisar mengenai Iran hingga impor minyak dan Wal Mart.

Hari Senin, Clinton bertemu dengan gubernur negarabagian Benggala Barat, Mamata Banerjee, yang telah menjadi penghambat utama usaha India untuk membukakan pasarnya bagi penanaman modal asing langsung dalam penjualan eceran.

Tahun lalu, Banerjee memaksa pemerintah membatalkan perintah yang tadinya hendak mengizinkan perusahaan-perusahaan Amerika seperti Wal-Mart untuk memiliki 51 persen saham dalam penjualan eceran barang-barang dari berbagai macam cap, termasuk jaringan pemasokan pangan dan pertanian.

Clinton kemudian berangkat ke ibukota India, New Delhi, untuk bertemu dengan para pemimpin India, dan meletakkan dasar persiapan forum strategi Amerika-India yang dijadwalkan bulan depan di Washington.

Menlu Clinton diperkirakan akan mengangkat masalah kerjasama nuklir sipil antara kedua negara, membicarakan persetujuan yang macet untuk pembagian air dari sungai Teesta dengan Bangladesh, dan mendorong New Delhi untuk terus mengurangi ketergantungan pada minyak Iran dengan memilih membeli minyak dari negara-negara lain.

India telah mengurangi ketergantungannya pada minyak Iran, tetapi negara Asia Selatan itu mempunyai kebutuhan energi yang sangat besar karena pertumbuihan ekonominya yang sangat cepat.

India mengeritik dengan kuat undang-undang Amerika yang mengenakan sanksi terhadap bank-bank dari negara-negara yang membeli minyak dari Iran. Amerika dan negara-negara Barat lain mengenakan sanksi terhadap Iran karena ambisi nuklirnya.

Kunjungan Clinton di India bertepatan dengan kunjungan delegasi perdagangan yang besar dari Iran.