VOA Indonesia merangkum lima di antaranya.
Pembukaan yang Memukau
Publik Indonesia dan bahkan dunia terperangah saat Asian Games 2018, dibuka pada Sabtu (18/08).
Lini massa dipenuhi ekspresi "bangga" dan "haru".
Disebut dipersiapkan selama satu setengah tahun, acara seremonial itu dibuka dengan megah oleh Tari Ratoh Jaroe, yang berasal dari Aceh.
Tarian yang mirip dengan Tari Saman itu dikoreografi oleh seniman yang dulu dikenal juga sebagai aktor, Denny Malik.
Jumlah penarinya fantastis, mencapai 1.600 orang yang terdiri dari siswi SMA se-DKI Jakarta.
Namun, bisa disebut yang paling menyita perhatian dari Pembukaan Asian Games 2018, adalah penampilan Presiden Joko Widodo.
Menggunakan video yang telah direkam sebelumnya, presiden digambarkan hadir di panggung ajang empat tahunan itu bak seorang agen rahasia.
Dia datang dengan mengendarai sepeda motor dan melakukan berbagai aksi yang biasa hanya kita lihat di film action.
Tak ayal, penampilan Jokowi pun jadi pembicaraan selama berhari-hari, bahkan di Korea Selatan, negara yang ikut menyiarkan acara pembukaan itu.
"Presiden Indonesia" bahkan sempat menjadi trending topic di Korea Selatan. Mereka menyebut Jokowi "keren" dan "menakjubkan”.
Kontroversi Tiket Habis - Bangku Kosong
Banyaknya publik yang mempertanyakan sulitnya memperoleh tiket pertandingan Asian Games 2018, tetapi bangku sejumlah pertandingan banyak yang kosong, mendorong Komite Olimpik Asia atau Olympic Council of Asia (OCA) mengeluarkan surat teguran yang ditujukan pada Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (INASGOC).
OCA menegur keras INASGOC karena memberikan 30-40% tiket per pertandingan kepada rekanan seperti media, broadcaster, atlet, federasi olahraga, partner sponsor dan tamu VVIP. Padahal banyak dari mereka yang tidak datang.
Dalam suratnya, Direktur OCA, Husain Al Musallam, menginstruksikan kepada INASGOC membatasi jumlah kursi untuk rekanan yaitu sebanyak maksimal 10% dari total tiket.
Sekretaris Jenderal INASGOC, Eris Herryanto pun kala itu berjanji akan segera membatasi jumlah tiket untuk rekanan.
Meskipun begitu, Eris punya alasan lain mengapa banyak kursi kosong saat pertandingan.
“Kursi-kursi kosong itu kan juga untuk National Olympic Committee (NOC) negara lain. Tapi oleh karena itu sama mereka (OCA) diminta dibatasi menjadi 10%,” ungkap Eris.
INASGOC pun menyebut telah segera menjual tiket bangku-bangku kosong tersebut.
Atlet Paling Dibicarakan
Ada 938 atlet Indonesia yang berlaga di Asian Games 2018. Namun, hanya beberapa di antaranya yang menjadi perbincangan masyarakat, setidaknya di dunia maya.
Selain tentunya para peraih emas, atlet sepak takraw kembar, Lena dan Leni, menyentuh hati banyak orang dengan kisah masa lalu mereka.
Sebelum menjadi atlet, Lena dan Leni, yang tumbuh dari keluarga kurang mampu, pernah bekerja sebagai buruh cuci baju, pekerja cuci piring, bahkan menjadi pemulung, untuk meyambung hidup.
Di Asian Games 2018, mereka telah menyumbangkan perunggu untuk nomor Women’s Quadrant.
Atlet Bridge 78 tahun, Michael Bambang Hartono juga menyita perhatian banyak orang. Salah satu orang terkaya di Indonesia dengan jumlah harta sekitar Rp225 triliun itu telah menyumbangkan medali perunggu untuk Indonesia.
Banyak yang membuat meme tentang bagaimana jumlah bonus medali, senilai ratusan juta untuk Bambang, adalah jumlah yang tidak berarti baginya.
Tetapi tidak bisa dipungkuri Jonatan ‘Jojo’ Christie adalah atlet yang paling dibicarakan sepanjang Asian Games 2018 ini.
Selebrasi buka baju peraih emas itu menjadi perbincangan selama berhari-hari.
Banyak yang mengomentari fisik Jojo, membuat sejumlah pihak bertanya-tanya apakah pernyataan tersebut hanyalah kekaguman belaka atau pelecehan.
Pelukan “Sayang” yang Dinanti
Rabu (29/08) bisa jadi adalah salah momen paling menarik ketika olahraga seakan bersentuhan dengan dunia politik.
Saat itu atlet pencak silat Hanifan Yudani Kusumah yang baru memastikan diri meraih emas di kelas C (55-60kg), menarik Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Pengurus Besar Pencak Silat Indonesia, Prabowo Subianto untuk bersama-sama memeluknya.
Alhasil, publik pun mengomentari dan menyebut momen antara dua calon presiden untuk Pilpres 2019 itu, sebagai peristiwa yang “membuat adem”.
Di dunia maya, tagar #WowoSayangWiwi pun ramai bermunculan, diiringi berbagai foto Jokowi berjalan berdampingan dengan Prabowo.
Saat diwawancara oleh wartawan di Jakarta, Hanifan, menyebut bahwa aksinya itu diharapkan bisa meningkatkan “kerukunan” di tanah air.
"Jadi kita harus bersih, junjung sportivitas, jangan terus terpecah belah. Pak Jokowi dan Pak Prabowo sama-sama orang hebat untuk Indonesia," ungkap Hanifan.
Emas, Emas, Emas
Asian Games 2018 bisa dibilang merupakan capaian terbaik yang pernah diraih Indonesia di sepanjang sejarah penyelenggaraan Asian Games, dilihat dari sisi jumlah penerimaan medali.
Indonesia total meraih 93 medali, yang terdiri dari 31 emas, 24 perak dan 43 perunggu.
Jumlah ini lebih banyak dari capaian terbaik Indonesia sebelumnya, yaitu pada tahun 1962, di mana Indonesia meraih total 77 medali, yang terdiri dari 21 emas, 26 perak dan 30 perunggu.
Emas pertama Indonesia disumbangkan oleh atlet Taekwondo perempuan, Defia Rosmaniar. Fotonya berlari sambil menangis terharu membawa bendera merah putih, melambungkan tinggi harapan warga Indonesia di awal penyelenggaraan Asian Games kali ini.
Yang menarik pula dilihat adalah cukup banyaknya perempuan di barisan penyumbang emas pertama Indonesia. Selain Defia, menyusul Linsdwell di cabang olahraga Wushu dan Tiara Andiri Prastika, Sepeda Gunung.
Emas paling banyak disumbangkan dari cabang olahraga Pencak Silat, jumlahnya nyaris setengah total raihan emas, yaitu 14 medali.
Penyelenggaraan Asian Games berikutnya akan dilaksanakan pada 2022.
Kota Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China akan menjadi tuan rumahnya.
Semoga atlet Indonesia bisa terus berprestasi di ajang ini!