Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Rabu (9/3), mengatakan akan mengumumkan keadaan darurat nasional menyusul banjir di sebagian besar pantai timur yang telah merenggut 22 nyawa.
Morrison mengumumkan itu dalam kunjungan ke Lismore, negara bagian New South Wales, yang dilanda banjir, di mana empat orang meninggal pekan lalu. Deklarasi darurat nasional, kata Morrison, akan "memastikan semua kekuatan darurat kita tersedia dan kita memotong birokrasi yang mungkin menghadang."
"Jadi, yang kita hadapi ini adalah peristiwa yang luar biasa. Australia menjadi negara yang lebih sulit untuk ditinggali karena bencana alam ini," katanya.
Ini adalah pernyataan darurat pertama sejak undang-undang disahkan pada Desember 2020 sebagai tanggapan atas bencana kebakaran hutan selama musim panas sebelumnya di Belahan Bumi Selatan.
Hujan yang sangat lebat kini menimbulkan keadaan darurat di negara bagian New South Wales dan Queensland. Beberapa komunitas yang terkena banjir, dua tahun lalu kewalahan mengatasi kebakaran.
Dengan deklarasi itu, korban banjir tidak perlu menunjukkan dokumen identifikasi untuk menerima uang bantuan dan dalam beberapa situasi, pemerintah federal dapat bertindak secara independen di daerah-daerah di mana pemerintah negara bagian belum meminta bantuan.
Banjir melanda Brisbane, Ibu Kota Queensland, kota terpadat ketiga di Australia, pada 28 Februari setelah kota dengan 2,6 juta penduduk itu diguyur 80 persen dari curah hujan tahunan dalam tiga hari sebelumnya.
Sydney, Ibu Kota New South Wales, dan kota terpadat di Australia, terletak 730 kilometer selatan Brisbane, telah mengalami awal tahun dengan curah hujan terbanyak yang pernah tercatat dalam satu tahun. Sebagian dari kota berpenduduk 5 juta orang itu terendam banjir setelah diguyur hampir 75 persen curah hujan rata-rata tahunan sejak 1 Januari. Beberapa komunitas mengalami banjir parah yang pernah tercatat di lokasi mereka. [ka/ab]