Tautan-tautan Akses

Australia Desak Vietnam Bebaskan Veteran Tentara yang Dipenjarakan


Pria Australia Chau Van Kham (kiri), dikawal ke ruang pengadilan di kota Ho Chi Minh, Vietnam, 11 November 2019. (Nguyen Thanh Chung/VNA via AP, File)
Pria Australia Chau Van Kham (kiri), dikawal ke ruang pengadilan di kota Ho Chi Minh, Vietnam, 11 November 2019. (Nguyen Thanh Chung/VNA via AP, File)

Pemerintah Australia mendesak Vietnam agar membebaskan seorang warga Australia kelahiran Vietnam berusia 72 tahun dengan alasan kesehatan. Lelaki itu sedang menjalani hukuman penjara 12 tahun karena mendukung sebuah kelompok prodemokrasi.

Pengadilan di Ho Chi Minh City memvonis Chau Van Kham pada tahun 2019 atas tuduhan terorisme terkait dukungannya bagi kelompok demokrasi Viet Tan.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne berbicara di Sydney, Australia, 27 April 2021. (Foto AP/Rick Rycroft)
Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne berbicara di Sydney, Australia, 27 April 2021. (Foto AP/Rick Rycroft)

Menteri Luar Negeri Marise Payne mengatakan ia telah memberi alasan bagi pembebasan Kham dalam percakapan dengan PM Vietnam Pham Minh Chinh di Hanoi tahun lalu dan dalam percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri Vietnam Bui Thanh Sơn pekan lalu.

“Terkait dengan Chau Van Kham, dengan menghormati sistem hukum Vietnam, keprihatinan kami adalah usianya. Ia kini berusia 70-an, ia tidak sehat,” kata Payne kepada wartawan.

Veteran militer Vietnam Selatan itu telah tinggal di Australia sejak awal 1980-an. Ia adalah pensiunan tukang roti di Sydney dan ditangkap sewaktu berkunjung ke Vietnam pada tahun 2019.

Harian Tuoi Tre melaporkan bahwa Kham dinyatakan bersalah atas tuduhan “terorisme karena menentang pemerintahan rakyat” setelah sidang selama setengah hari.

Disebutkan pula bahwa dua lelaki Vietnam, Nguyen Van Vien dan Tran Van Quyen, dijatuhi hukuman masing-masing 11 dan 10 tahun penjara atas tuduhan yang sama. Surat kabar itu menyebut ketiga lelaki ini sebagai anggota Viet Tan, yang oleh pemerintah komunis Vietnam dicap sebagai “teroris” sejak 2016.

Disebutkan bahwa Kham bertanggung jawab atas cabang kelompok itu di Australia dan ditugaskan untuk menggalang dana guna membiayai apa yang disebut “aktivitas reaksioner” di Vietnam. Viet Tan menyebut tuduhan-tuduhan itu “tidak berdasar” dan menyatakan proses hukumnya hanya sandiwara.

Menurut surat kabar itu, Kham ditangkap sewaktu melintasi perbatasan dari Kamboja ke Vietnam dengan menggunakan dokumen tanda pengenal diri palsu. Ia akan dideportasi setelah menjalani hukuman penjaranya, kata surat kabar itu.

Human Rights Watch menyatakan Kham menerima "apa yang pada dasarnya adalah hukuman mati” mengingat usia dan kondisi kesehatannya.

Keluarganya mengatakan bahwa gangguan kesehatan yang dialami Kham antara lain glaukoma, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, gangguan prostat dan batu ginjal. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG