Ulama radikal Abu Bakar Ba'asyir menyatakan bahwa penahanan terhadap dirinya bulan Agustus direkayasa Amerika dan Australia, dan para saksi yang mengaitkan dirinya dengan terorisme telah disiksa anggota Densus 88.
Ba’asyir mengatakan dalam wawancara yang dimuat harian Jakarta Post hari Jumat, ia dan para pengikutnya tidak pernah mundur dari perjuangan membuat Indonesia menjadi negara Islam.
Ba’asyir mengatakan, ia tidak kenal dengan kelompok yang melakukan perampokan bank dan pembunuhan polisi di Sumatra Utara akhir-akhir ini. Tetapi ia mengatakan, kalau mereka berjuang untuk Islam, ia mendoakan agar arwah mereka dimuliakan Allah.
Ba’asyir didakwa membantu dan mendanai kelompok al-Qaida di Aceh yang kamp pelatihan terorisnya ditemukan bulan Februari.