Otoritas Bandara memperpanjang penutupan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai sampai Rabu (29/11), pukul 07:00 WITA karena abu vulkanis dari letusan Gunung Agung masih menutupi ruang udara di atas bandara, Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNP) atau AirNav Indonesia mengatakan melalui siaran pers, Selasa (28/11).
Bandara Ngurah Rai sedianya sudah dibuka hari ini, Selasa (28/11), pukul 07:00 WITA. AirNav sudah menerbitkan Notice to Airmen (NOTAM) mengenai perpanjangan penutupan bandara itu.
Akibat penutupan itu, seluruh penerbangan dari dan menuju Denpasar dibatalkan untuk keselamatan penerbangan, Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono, mengatakan dalam siaran pers. Keputusan itu diambil dalam rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara, pukul 01:00 WITA, kata Wisnu.
“Diputuskan dalam rapat tersebut bahwa penutupan diperpanjang sampai besok pagi, pukul 07:00 WITA,” ujar Wisnu, Selasa. Keputusan rapat sudah disampaikan ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara selaku regulator dan sudah disetujui, kata Wisnu.
Penutupan Bandara Ngurah Rai diperpanjang karena aktivitas dan erupsi Gunung Agaung terus meningkat, kata Wisnu menjelaskan. Menurut informasi SIGMET dari MWO Ujung Pandang, abu vulkanis bergerah ke arah selatan dan barat daya, hingga menutupi ruang udara di atas Bandara Ngurah Rai.
“Airnav Indonesia Cabang Denpasar menyatakan sesuai ploting area Volcanic Ash Advisory menunjukkan bahwa jalur pemanduan lalu lintas pesawat udara telah tertutup sebaran abu vulkanik, sehingga ini membahayakan penerbangan,” kata Wisnu memaparkan.
Dalam siaran pers terpisah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, Selasa, erupsi magmatik Gunung Agung terus berlangsung. Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang dan ketinggian kolom abu vulkanis sekitar 2.500 – 3.000 meter di atas puncak kawah.
Peluang terjadinya erupsi yang lebih besar menjadi semakin meningkat, menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yang melaporkan perkembangan aktivitas vulkanis Gunung Agung.
Data sementara, sebanyak 29.023 penduduk sudah mengamankan diri di 217 titik pengungsian. Namun sampai saat ini masih banyak penduduk yang tinggal di radius berbahaya, enggan mengungsi karena masih merasa aman atau karena mengurus ternaknya. (fw/au)