Banjir pada hari Natal di Filipina memaksa evakuasi hampir 46 ribu orang dari rumah mereka dan menewaskan sedikitnya delapan orang, kata para pejabat pertahanan sipil, Senin (26/12).
Dua orang tewas dan sembilan lainnya hilang setelah hujan lebat musiman membanjiri beberapa bagian wilayah Mindanao di selatan, kata para pejabat.
Bencana ini meredupkan suasana perayaan pada hari libur terpenting di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik itu. “Air naik di atas dada di beberapa daerah, tetapi hari ini hujan telah berhenti,” kata petugas pertahanan sipil Robinson Lacre kepada kantor berita AFP melalui telepon dari kota Gingoog, yang 33 ribu warganya termasuk di antara 45.700 orang yang dievakuasi dari rumah mereka.
Garda pantai mengatakan pihaknya menyelamatkan anggota lebih dari 20-an keluarga di kota Ozamiz dan Clarin pada waktu banjir memuncak.
Foto-foto yang dilansir garda pantai menunjukkan para petugasnya yang berbaju warna oranye menggendong balita yang diambail dari rumah-rumah yang terendam banjir setinggi pinggang. Empat orang tewas, tiga di antaranya akibat tenggelam dilaporkan di kota Jimenez dan Tulela di kawasan selatan Filipina.
Bagian tengah dan selatan Filipina dilanda cuaca buruk sewaktu negara rawan bencana yang berpenduduk 110 juta itu mengawali liburan panjang Natal. Jutaan orang mudik ke kampung halaman untuk berkumpul dengan keluarga mereka selama periode ini.
Garda pantai juga mengatakan angin kencang dan gelombang besar menenggelamkan sebuah kapal nelayan pada hari Natal di lepas pantai pulau Leyte, Filipina Tengah. Dua awak kapal tewas, enam lainnya berhasil diselamatkan.
Filipina termasuk di antara negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa badai akan semakin kuat sewaktu bumi menghangat. [uh/ab]
Forum