Bank-bank Lebanon dibuka kembali, hari Jumat (1/11) setelah ditutup dua pekan silam, di tengah-tengah protes antipemerintah yang telah melumpuhkan negara itu.
Sebagian besar kemarahan demonstran ditujukan ke bank-bank tersebut, yang mereka anggap sebagai bagian dari institusi politik yang dituduh korupsi yang merajalela dan memberikan layanan publik yang buruk.
Para pejabat khawatir pembukaan itu akan mendorong penarikan tabungan yang meluas, tetapi bank-bank itu tampaknya beroperasi normal pada tengah hari. Pembukaan kembali bank-bank dilakukan sementara demonstrasi memasuki pekan ketiga, di mana demonstran dan pasukan keamanan berhadapan dalam kampanye pembangkangan sipil yang masih terus berlangsung untuk menyingkirkan elit berkuasa di negara itu.
Warga yang menuntut perubahan politik itu terus mempertahankan blokade jalan di negara kecil di kawasan Laut Tengah itu. Hanya petugas keamanan dan kesehatan yang diizinkan lewat.
Para demonstran bersatu secara nasional, hal yang jarang terjadi. Mereka juga menuntut perombakan politik yang berbasis golongan itu di Lebanon. Analis politik Yordania Labib Kamhawi mengatakan ketidakpuasan yang luas di kalangan warga Lebanon dan tuntutan mereka untuk mengakhiri struktur pemerintahan telah diperkirakan dalam beberapa waktu ini. Sekarang warga Lebanon, baik dari golongan Kristen, Sunni, Syiah maupun Druze, menyatakan telah muak dan ingin mengakhirinya. [uh/lt]