Bank Dunia mengatakan ekonomi global perlahan mulai bergairah dipimpin negara-negara maju yang tampak mulai pulih setelah lima tahun krisis finansial dan resesi, dan juga kinerja China yang terus membaik.
Namun, Bank Dunia hari Selasa (14/1) mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi masih rentan terhadap kenaikan suku bunga dan potensi gejolak dalam arus modal, sementara Federal Reserve mengurangi stimulus luar biasanya bagi ekonomi Amerika, yang terbesar di dunia.
Laporan Prospek Ekonomi Global, yang dirilis Bank Dunia dua kali setahun, mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan naik dari 2,4 persen tahun 2013 menjadi 3,2 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun depan.
Laporan itu mengatakan momentum yang diperkirakan menguat di negara seperti Amerika dan Jepang seharusnya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di negara-negara berkembang.
Laporan itu juga mengatakan meski berbagai resiko terhadap ekonomi global telah berkurang, tetapi belum sepenuhnya lenyap. Di antaranya adalah ketidakpastian fiskal di Amerika, berlarutnya pemulihan di zona euro dan kemungkinan kemunduran dalam kebijakan restrukturisasi China.
Melihat tren regional, Bank Dunia mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak akan bergerak di Asia Timur dan Pasifik, sedang-sedang saja di Amerika Selatan dan kawasan Karibia, dan tertahan di Timur Tengah dan Afrika Utara akibat konflik sosial dan politik.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi global seharusnya menguat pada tahun 2014 tetapi pertumbuhan ekonomi “terlalu rendah, terlalu rentan dan terlalu tidak merata”.
Direktur IMF Christine Lagarde hari Rabu (15/1) mengatakan dampak krisis ekonomi dunia tahun 2008 masih mengancam, tetapi tetap “optimistis”. Ia menambahkan ekonomi global dalam paruh kedua tahun 2013 bergerak maju dan tampaknya akan jauh membaik tahun ini.
Tetapi ia menambahkan “pertumbuhan negara global masih rendah”. Lagarde mengatakan meskipun negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia kini memimpin kemajuan itu, beberapa pasar yang sedang bangkit justru “melambat”.
Lagarde menambahkan perolehan ekonomi secara keseluruhan tidak cukup untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi 200 juta penganggur di seluruh dunia.
Lagarde mengatakan para pemimpin dunia jangan membuat keputusan yang salah tentang beberapa isu ekonomi utama. Ia menambahkan bank sentral Amerika – Federal Reserve – jangan menghentikan bantuan ekonomi langsung yang terlalu cepat dan Kongres perlu kembali meningkatkan batas pinjaman Amerika.
Lagarde mengatakan pemimpin-pemimpin Eropa bisa meningkatkan perolehan 18 negara pengguna mata uang Euro dengan memberikan pinjaman terarah untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja. Ia menambahkan para pengambil kebijakan dalam pasar-pasar yang sedang bangkit harus awas terhadpa tindakan keuangan yang berlebihan.
Direktur IMF itu mengatakan keadaan ekonomi di negara-negara berpendapatan rendah “umumnya baik”, tetapi negara-negara ini perlu meningkatkan pinjaman guna menghindari guncangan dari negara-negara dengan tingkat perekonomian yang lebih kuat.
Namun, Bank Dunia hari Selasa (14/1) mengatakan prospek pertumbuhan ekonomi masih rentan terhadap kenaikan suku bunga dan potensi gejolak dalam arus modal, sementara Federal Reserve mengurangi stimulus luar biasanya bagi ekonomi Amerika, yang terbesar di dunia.
Laporan Prospek Ekonomi Global, yang dirilis Bank Dunia dua kali setahun, mengatakan pertumbuhan ekonomi global diperkirakan naik dari 2,4 persen tahun 2013 menjadi 3,2 persen tahun ini dan 3,4 persen tahun depan.
Laporan itu mengatakan momentum yang diperkirakan menguat di negara seperti Amerika dan Jepang seharusnya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat di negara-negara berkembang.
Laporan itu juga mengatakan meski berbagai resiko terhadap ekonomi global telah berkurang, tetapi belum sepenuhnya lenyap. Di antaranya adalah ketidakpastian fiskal di Amerika, berlarutnya pemulihan di zona euro dan kemungkinan kemunduran dalam kebijakan restrukturisasi China.
Melihat tren regional, Bank Dunia mengatakan pertumbuhan ekonomi tidak akan bergerak di Asia Timur dan Pasifik, sedang-sedang saja di Amerika Selatan dan kawasan Karibia, dan tertahan di Timur Tengah dan Afrika Utara akibat konflik sosial dan politik.
Sementara itu, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan ekonomi global seharusnya menguat pada tahun 2014 tetapi pertumbuhan ekonomi “terlalu rendah, terlalu rentan dan terlalu tidak merata”.
Direktur IMF Christine Lagarde hari Rabu (15/1) mengatakan dampak krisis ekonomi dunia tahun 2008 masih mengancam, tetapi tetap “optimistis”. Ia menambahkan ekonomi global dalam paruh kedua tahun 2013 bergerak maju dan tampaknya akan jauh membaik tahun ini.
Tetapi ia menambahkan “pertumbuhan negara global masih rendah”. Lagarde mengatakan meskipun negara dengan tingkat ekonomi terbesar di dunia kini memimpin kemajuan itu, beberapa pasar yang sedang bangkit justru “melambat”.
Lagarde menambahkan perolehan ekonomi secara keseluruhan tidak cukup untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi 200 juta penganggur di seluruh dunia.
Lagarde mengatakan para pemimpin dunia jangan membuat keputusan yang salah tentang beberapa isu ekonomi utama. Ia menambahkan bank sentral Amerika – Federal Reserve – jangan menghentikan bantuan ekonomi langsung yang terlalu cepat dan Kongres perlu kembali meningkatkan batas pinjaman Amerika.
Lagarde mengatakan pemimpin-pemimpin Eropa bisa meningkatkan perolehan 18 negara pengguna mata uang Euro dengan memberikan pinjaman terarah untuk mendukung pertumbuhan lapangan kerja. Ia menambahkan para pengambil kebijakan dalam pasar-pasar yang sedang bangkit harus awas terhadpa tindakan keuangan yang berlebihan.
Direktur IMF itu mengatakan keadaan ekonomi di negara-negara berpendapatan rendah “umumnya baik”, tetapi negara-negara ini perlu meningkatkan pinjaman guna menghindari guncangan dari negara-negara dengan tingkat perekonomian yang lebih kuat.