Bank Dunia pada Selasa (2/7) menurunkan perkiraan atas pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini karena pemulihan yang lebih lambat dari yang diperkirakan terkait ekspor, prospek yang lebih lemah untuk investasi asing dan harga-harga komoditas yang lebih rendah.
Dalam pandangan ekonomi yang diterbitkan setiap kuartal, Bank Dunia juga memperkirakan naiknya tekanan-tekanan inflasi di Indonesia menyusul kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir Juni.
Bank Dunia sekarang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,9 persen pada 2013, turun dari perkiraan pada Maret yaitu 6,2 persen.
Bank Indonesia sendiri bulan lalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 6,1 persen pada 2013 dan sekitar 6,4 persen sampai 6,8 persen tahun depan.
Inflasi saat ini diperkirakan pada 7,2 persen tahun ini, dan 6,7 persen pada 2014, menurut proyeksi Bank Dunia.
Pada Senin (1/7), Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi tahunan pada Juni mencapai 5,9 persen atau lebih rendah daripada yang diperkirakan, akibat kenaikan harga BBM yang belum dirasakan.
Beberapa analis memperkirakan Bank Indonesia dapat meningkatkan tingkat bunga lagi untuk mengendalikan inflasi dan membantu rupiah yang melemah.
Bank Dunia juga memperkirakan defisit di Indonesia saat ini mencapai 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan 2,1 persen pada 2014. (Reuters/Rieka Rahadiana dan Nilufar Rizki)
Dalam pandangan ekonomi yang diterbitkan setiap kuartal, Bank Dunia juga memperkirakan naiknya tekanan-tekanan inflasi di Indonesia menyusul kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akhir Juni.
Bank Dunia sekarang memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,9 persen pada 2013, turun dari perkiraan pada Maret yaitu 6,2 persen.
Bank Indonesia sendiri bulan lalu menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 6,1 persen pada 2013 dan sekitar 6,4 persen sampai 6,8 persen tahun depan.
Inflasi saat ini diperkirakan pada 7,2 persen tahun ini, dan 6,7 persen pada 2014, menurut proyeksi Bank Dunia.
Pada Senin (1/7), Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa inflasi tahunan pada Juni mencapai 5,9 persen atau lebih rendah daripada yang diperkirakan, akibat kenaikan harga BBM yang belum dirasakan.
Beberapa analis memperkirakan Bank Indonesia dapat meningkatkan tingkat bunga lagi untuk mengendalikan inflasi dan membantu rupiah yang melemah.
Bank Dunia juga memperkirakan defisit di Indonesia saat ini mencapai 2,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan 2,1 persen pada 2014. (Reuters/Rieka Rahadiana dan Nilufar Rizki)