JAKARTA —
Sejak tahun 2011 pemerintah mengeluarkan kebijakan pemberin Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 20 juta. Pemberian KUR tersebut naik dari sebelumnya sebesar Rp 5 juta rupiah.
Tahun ini pemerintah berencana menaikkan kembali menjadi sekitar Rp 30 juta karena diakui pemerintah tekanan inflasi terjadi sejak awal tahun 2013 sehingga UKM mengalami kesulitan dalam menggerakkan usahanya.
Realisasi penyaluran KUR tahun 2012 mencapai Rp 34 trilyun dan tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 36 trilyun. KUR disalurkan oleh delapan bank yaitu Bank BRI, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BTN, Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hassan, di Jakarta, Jumat, kesulitan UKM saat ini mulai dari bahan baku yang mengalami kenaikan harga hingga pemasaran sulit karena rendahnya daya beli masyarakat yang semua itu disebabkan oleh tekanan inflasi.
Sejak Januari hingga Agustus 2013 inflasi sebesar 7,94 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 3,29 persen akibat dampak negatif dari kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.
Pemerintah dan BI menilai tingginya inflasi pada bulan-bulan lain selain Juli karena kenaikan harga berbagai komoditas pangan yang disebabkan oleh faktor perubahan cuaca secara ekstrim serta kebijakan pemerintah membatasi impor produk hortikultura.
Pemerintah dan BI menargetkan inflasi hingga akhir tahun 2013 sekitar 9 persen.
Namun menurut Direktur Eksekutif Direktorat Perencanaan Strategi dan Humas BI, Difi Johansyah, inflasi pada September dan bulan-bulan mendatang akan rendah bahkan diharapkan terjadi deflasi. Dari kemungkinan tersebut ditambahkannya BI memprediksi inflasi hingga akhir tahun tidak akan melebihi target. Dengan demikian dikatakannya, kemungkinan BI tidak akan menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate hingga akhir tahun yang selama ini biasa dilakukan untuk meredam tekanan inflasi.
“Kelihatannya puncak-puncak tekanan inflasi itu sudah mulai dilewati mulai Juni-Agustus kemarin, kita bisa berharap September ini sangat rendah inflasinya, syukur-syukur bisa deflasi dan mudah-mudahan Oktober juga inflasinya sangat rendah sehingga secara keseluruhan kita bisa berharap dampak dari BBM yang kemarin itu sudah lewat, papar Difi Johansyah.
Ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto menilai meski pada bulan-bulan mendatang inflasi diprediksi rendah, menjelang hari raya Natal dan tahun baru harga berbagai komoditas akan naik dan otomatis akan memicu inflasi menjadi tinggi. Kondisi tersebut menurutnya sangat dimungkinkan BI akan menaikkan BI rate yang saat ini berada pada posisi 7,25 persen.
Tahun ini pemerintah berencana menaikkan kembali menjadi sekitar Rp 30 juta karena diakui pemerintah tekanan inflasi terjadi sejak awal tahun 2013 sehingga UKM mengalami kesulitan dalam menggerakkan usahanya.
Realisasi penyaluran KUR tahun 2012 mencapai Rp 34 trilyun dan tahun ini pemerintah menargetkan penyaluran KUR sebesar Rp 36 trilyun. KUR disalurkan oleh delapan bank yaitu Bank BRI, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BTN, Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah.
Menurut Menteri Koperasi dan UKM, Syarif Hassan, di Jakarta, Jumat, kesulitan UKM saat ini mulai dari bahan baku yang mengalami kenaikan harga hingga pemasaran sulit karena rendahnya daya beli masyarakat yang semua itu disebabkan oleh tekanan inflasi.
Sejak Januari hingga Agustus 2013 inflasi sebesar 7,94 persen. Inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli sebesar 3,29 persen akibat dampak negatif dari kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.
Pemerintah dan BI menilai tingginya inflasi pada bulan-bulan lain selain Juli karena kenaikan harga berbagai komoditas pangan yang disebabkan oleh faktor perubahan cuaca secara ekstrim serta kebijakan pemerintah membatasi impor produk hortikultura.
Pemerintah dan BI menargetkan inflasi hingga akhir tahun 2013 sekitar 9 persen.
Namun menurut Direktur Eksekutif Direktorat Perencanaan Strategi dan Humas BI, Difi Johansyah, inflasi pada September dan bulan-bulan mendatang akan rendah bahkan diharapkan terjadi deflasi. Dari kemungkinan tersebut ditambahkannya BI memprediksi inflasi hingga akhir tahun tidak akan melebihi target. Dengan demikian dikatakannya, kemungkinan BI tidak akan menaikkan tingkat suku bunga acuan atau BI rate hingga akhir tahun yang selama ini biasa dilakukan untuk meredam tekanan inflasi.
“Kelihatannya puncak-puncak tekanan inflasi itu sudah mulai dilewati mulai Juni-Agustus kemarin, kita bisa berharap September ini sangat rendah inflasinya, syukur-syukur bisa deflasi dan mudah-mudahan Oktober juga inflasinya sangat rendah sehingga secara keseluruhan kita bisa berharap dampak dari BBM yang kemarin itu sudah lewat, papar Difi Johansyah.
Ekonom Bank BNI, Ryan Kiryanto menilai meski pada bulan-bulan mendatang inflasi diprediksi rendah, menjelang hari raya Natal dan tahun baru harga berbagai komoditas akan naik dan otomatis akan memicu inflasi menjadi tinggi. Kondisi tersebut menurutnya sangat dimungkinkan BI akan menaikkan BI rate yang saat ini berada pada posisi 7,25 persen.