Mayat bayi yang berusia sembilan bulan hingga hari Minggu (13/11) masih berada di kamar mayat terbesar di Karachi, menunggu diambil keluarganya. Ia adalah korban termuda dalam serangan bunuh diri terhadap sebuah masjid Syiah di bagian barat daya Pakistan hari Sabtu (12/11) yang menewaskan 52 orang. Seorang staf di kamar mayat itu – Latafatullah Hassan – mengatakan ia khawatir orang tua bayi itu ikut tewas dalam insiden tersebut.
Kamar mayat itu dingin. Mayat bayi itu tidak ditutupi. Ia tampak seperti sedang tidur, tanpa luka-luka fisik akibat ledakan bom bunuh diri di sebuah masjid Syiah yang padat, yang tengah merayakan upacara keagamaan.
Kelompok ISIS setempat yang menyebut dirinya sebagai Provinsi Khorasan mengklaim bertanggungjawab, dengan mengatakan seorang penyerang bunuh diri telah mengebom masjid Syah Noorani milik warga Syiah di pinggiran distirk Khuzdar, di propinsi Baluchistan.
Penyerang meledakkan dirinya di tengah-tengah kerumunan perempuan dan anak-anak ketika mereka sedang melakukan tarian tradisional Sufi. Masjid itu kerap dikunjungi oleh warga Muslim Pakistan – baik kelompok mayoritas Sunni maupun minoritas Syiah.
Pejabat polisi Azad Khan mengatakan daerah di sekitar masjid itu dikenal sebagai sarang militan sektarian. Daerah itu merupakan kubu Shafique Mengal – yang pernah menjadi pemimpin kelompok Muslim anti-Syiah “Lashkar e-Jhangvi”. Dua tahun lalu Mengal menyatakan kesetiaannya kepada kelompok ISIS.
Khan mengatakan Mengal dan para pengikutnya telah mendapatkan tempat persembunyian yang aman di sepanjang perbatasan Pakistan-Afghanistan. Ditambahkannya, militan lokal dan asing – termasuk yang berkewarganegaraan Uzbek – telah mulai melancarkan serangan dengan mengatasnamakan ISIS. [em/ii]