Tim gabungan Badan SAR Nasional yang bertugas mencari korban dan pesawat AirAsia QZ8501, Rabu (31/12) ini mengupayakan pemulangan jenasah penumpang pesawat Air Asia, yang sudah berhasil dievakuasi dari Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah ke Surabaya, Jawa Timur.
Kepala Badan SAR Nasional Jawa Timur Hernanto menegaskan telah menerjunkan sejumlah pesawat, helikopter dan kapal, untuk melakukan pencarian korban lain dalam musibah yang dialami pesawat AirAsia QZ8501.
Proses pencarian akan difokuskan pada titik-titik tertentu, yang menjadi tempat ditemukannya serpihan badan pesawat maupun penumpang.
“Ada beberapa pesawat yang kita standby-kan untuk pencarian dari udara manakala ada korban yang kita lihat naik dari bawah. Di posisi titik tempat kejadian musibah ada 18 kapal yang sudah standby disitu,” kata Hernanto, Kepala Badan SAR Nasional Jawa Timur.
Rencananya ada enam jenasah yang akan dievakuasi, dari Pangkalan Bun ke Bandara Juanda Surabaya pada hari ini. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan, Kepolisian Daerah Jawa Timur, Budiono mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah persiapan serta identifikasi dan pendataan terhadap keluarga penumpang, yang selanjutnya akan dilakukan proses identifikasi terhadap korban di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jawa Timur.
“Mulai dari kemarin sejak ada pemberitaan bahwa self DVI untuk keluarga sudah mulai dilakukan, jadi semua keluarga ini sudah memberikan datanya. Kemudian kita juga sudah menyiapkan sampai hari ini posisi ada sekitar ada 130 ambulance, terdiri dari 70 ambulan milik Pemerintah Kota (Surabaya), ada 60 ambulan milik Pemda Sidoarjo, kemudian proses identifikasi korban akan dilaksanakan tidak disini, tapi akan dilaksanakan di Rumah Sakit Bhayangkara jalan Ahmad Yani,” kata Budiono.
General Manager PT. Angkasa Pura 1 Trikoraharjo mengatakan, pihaknya berencana memindahkan krisis center dan seluruh layanan terhadap keluarga penumpang pesawat AirAsia ke Polda Jawa Timur, untuk memberi kemudahan proses identifikasi yang dilakukan pihak Kepolisian.
“Semua pelayanan terhadap keluarga korban, termasuk krisis center dan pusat informasi layanan lain yang sementara ada disini kemungkinan juga akan pindah ke Polda Jawa Timur,” kata Trikoraharjo, General Manager PT. Angkasa Pura 1.
Tjokro Herwanto, salah seorang anggota keluarga korban dari musibah AirAsia mengungkapkan, dirinya telah melengkapi sejumlah data yang dibutuhkan untuk proses identifikasi, termasuk memberikan sample darah kepada pihak DVI (Disaster Victim Identification) Polda Jawa Timur.
“Oh surat-surat sudah kemarin kita masukkan, KTP, apa hubungannya dengan korban, data sudah masuk semua, kita tunggu saja, ini hari diambil sample darahnya untuk dicocokkan DNA itu aja,” jelas Tjokro Herwanto.
Meski mengaku ikhlas dan pasrah terhadap musibah yang menimpa keluarganya, Tjokro Herwanto berharap Basarnas bersama tim pencari korban segera menyelesaikan proses evakuasi terhadap para penumpang beserta kru pesawat AirAsia yang mengalami musibah.
“Saya pikir saya tidak mau terlalu lama juga ya. Harapannya segera diketahui bagaimana nasibnya itu saja yang nyata. Kalau sekarang jenasah, bisa diidentifikasi jenasahnya, ya itu tujuan kita keluarga hanya itu saja, mau bagaimana lagi. Yang jelas tidak bisa, mungkin hidup lagi kan gak mungkin, ya kita ikhlas tidak ikhlas itu sudah kehendak Tuhan kita sudah tidak bisa apa-apa lagi,” lanjut Tjokro Herwanto.