Tautan-tautan Akses

Bayi Intoleran Laktosa Menderita di Yaman


Banyak bayi di Yaman yang mengalami malnutrisi dan malnutrisi akut, akibat konflik yang berkepanjangan (foto: ilustrasi).
Banyak bayi di Yaman yang mengalami malnutrisi dan malnutrisi akut, akibat konflik yang berkepanjangan (foto: ilustrasi).

Seorang bayi Yaman, Ahmed Maher menderita intoleransi laktosa yang parah sehingga tidak dapat mencerna ASI. Jika Maher berada di tempat lain mungkin akan dengan mudah mendapatkan susu formula khusus, yang tidak tersedia di Yaman.

Meski baru berusia beberapa bulan, Ahmed Maher telah menghabiskan hidupnya beberapa minggu di sebuah rumah sakit di ibu kota Yaman, Sanaa.

Bayi yang kurang gizi itu membutuhkan perawatan medis rutin. Sejumlah dokter meyakini bayi tersebut menderita suatu intoleransi laktosa yang parah.

Di rumah sakit pusat di Sanaa, al-Sabeen, para dokter berusaha membantu bayi mungil itu karena kondisi tersebut membuatnya tidak dapat mencerna air susu ibu atau ASI.

Tim medis telah mencoba berbagai alternatif yang tersedia, akan tetapi belum menemukan cara yang efektif.

Jika Maher berada di tempat lain mungkin ia akan dengan mudah mendapatkan susu formula khusus. Sayangnya susu ini tidak tersedia di Yaman.

Sejak 29 September 2020, kondisi Maher belum membaik, kata Abdul Malik al-Wahidi, perawat di rumah sakit itu.

“Berat badan anak ini tidak stabil, terkadang bertambah tapi besoknya turun,” ujarnya.

Maher lahir di desa di Taiz, kawasan yang telah dikepung kelompok Houthi selama bertahun-tahun. Saat lahir, beratnya hanya 1,5 kilogram. Ia termasuk di antara puluhan bayi Yaman yang membutuhkan perawatan akibat kekurangan gizi.

Rumah sakit di Sanaa kini merawat lebih dari 180 bayi yang mengalami malnutrisi dan malnutrisi akut, ksys seorang perawat di bagian perawatan malnutrisi, Amin al-Eizari.

“Kami menerima 65 kasus pada Oktober 2020, 55 kasus pada September dan 62 kasus pada Agustus lalu. Banyaknya kasus sangat membebani bagian perawatan kekurangan gizi.”

Bayi Intoleran Laktosa Menderita di Yaman
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:42 0:00


Selama tiga bulan terakhir, sedikitnya lima anak meninggal di rumah sakit, dan lebih banyak lainnya di luar fasilitas kesehatan tersebut, kata al-Eizari.

Badan anak-anak PBB memperingatkan pada bulan Juni lalu, jutaan anak-anak di Yaman yang terkoyak perang itu akan terancam bahaya kelaparan ketika virus corona melanda negara termiskin di dunia Arab tersebut.

Konflik Yaman telah mengakibatkan dua pertiga dari penduduknya bergantung pada bantuan makanan untuk dapat bertahan hidup. [mg/uh]

XS
SM
MD
LG