Kota New York masih dilanda pandemi Covid-19. Sekolah masih tutup dan penduduk bersiap untuk menghadapi gelombang kedua. Warga diharuskan memakai masker, selalu cuci tangan, dan menjaga jarak. Lalu bagaimana dengan kegiatan bazar kuliner Diaspora Indonesia? Apakah bisnis kuliner ini harus terhenti karena ada pandemi korona? Pada masa normal, ajang bazar makanan Indonesia bisa diadakan sebulan sekali.
Di area Elmhurst, Queens, New York pada akhir minggu lalu, Diaspora Indonesia kembali mengadakan bazar kuliner, tapi dengan peraturan yang cukup ketat.
Bazar yang diadakan oleh Indonesia Food Bazaar New York ini menerapkan protokol kesehatan. Pengunjung dilarang makan didalam, harus memakai masker, dan menjaga jarak. Sebelum masuk ke area bazar, semua pengunjung harus melewati cek suhu badan.
Fefe Anggono, kapasitas koordinator Indonesian Food Bazaar (IFB) New York, menjelaskan persyaratan untuk menyelenggarakan bazar di tengah pandemi korona.
“Persyaratannya pokoknya eh menjaga, yang paling penting itu mereka melakukan social distancing, menjaga jarak, dan itu kita kasih kayak ini untuk temporary aja karena masih kecil-kecilan jadi kita pake sneeze guard biar antara between customer sama penjual itu ada…ada jarak gitu,” kata Fefe.
Selain Fefe, Agus Prasetio, salah satu penjual makanan di lapak Dapur the Tios, mengungkapkan bahwa Ia harus membuat penghalang sendiri agar sesuai dengan kebutuhannya.
“Kalo kita kebeneran, kita bikin sendiri karena dari dilihat dari cenderung sizenya pun biasanya kalo mereka jual kan standar yang untuk di office ya. Memang rada rumit karena butuh waktu, butuh ya istiliahnya tenaganya juga dibanding dibeli, tapi kan harganya lebih relatif murah dibanding kita beli di toko gitu,” ungkap Agus.
Irza Hajati, penjual di lapak Pecel Ndeso Philadelphia, menjelaskan bagaimana pandemi korona ini memberi dampak yang besar terhadap penjual bazar makanan.
“Sebetulnya ini adalah challenge ya, di tengah-tengah pandemic seperti ini kita tetep harus melakukan sesuatu untuk apa eh…cari uang kasarannya tapi dengan aturan yang sudah ditepat…ditetapkan. Sekarang selain kita stay disini kita juga melakukan delivery, jadi mereka bisa contact kita sebelumnya, beberapa hari sebelumnya, mereka bisa delivery dengan jumlah tertentu,” jelas Irza.
Makanan yang dijual adalah makanan khas Indonesia seperti kentang ati, sate ayam, dan es doger. Harga sangat terjangkau.
Selain warga negara Indonesia, warga negara Amerika juga datang mengunjungi bazar ini. Salah satunya adalah Taniva Scanterbury dan Shaakira Fields. Mereka menjelaskan bahwa ini pertama kalinya mereka mencoba makanan Indonesia.
“Sejauh ini semuanya kelihatan enak dan saya datang untuk mencoba dan melihat apa yang sesuai selera dan seterusnya. Bahkan rasanya enak,” ungkap Scanterbury.
RC Horstman dan Juton Horstman juga datang ke bazar ini walaupun tidak menetap di Queens. “Kami tinggal di Bronx dan hari ini kami pergi jauh-jauh sampai ke Queens untuk datang kesini. Iya, semuanya sangat bagus. Saya senang kami datang kesini. Kami akan kembali bulan depan,” kata mereka.
Rencananya, bazar ini akan diadakan rutin sebulan sekali. Tentunya dengan standar protokol sesuai peraturan kota New York. [nr/au]