Lebih dari tiga puluh orang dilaporkan tewas dalam serangkaian insiden terkait keamanan di Afghanistan, termasuk sebuah serangan fatal terhadap kendaraan PBB di ibu kota, Kabul. Sebagian korban tewas adalah warga sipil.
Para pejabat Afghanistan hari Minggu (24/11) mengatakan militan Taliban menyerang sebuah pos keamanan di provinsi Daykundi saat tengah semalam, menewaskan delapan tentara dan melukai empat lainnya.
Pejabat senior provinsi itu mengklaim baku tembak juga menewaskan sedikitnya 20 penyerang, meskipun Taliban membantah klaim tersebut.
Sementara itu, dokter dan penduduk di provinsi Farah barat mengatakan serangan udara pemerintah Afghanistan telah menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai beberapa lainnya.
Saluran berita setempat, TOLO, melaporkan keluarga para korban hari Minggu (24/11) turun ke jalan membawa jenazah korban untuk memprotes dan menuntut penyelidikan segera terhadap insiden mematikan itu.
Di Kabul, juru bicara Kementrian Dalam Negeri Nasrat Rahimi mengatakan seorang warga negara asing tewas dan lima orang luka-luka akibat granat tangan yang dilemparkan ke sebuah kendaraan PBB di daerah Makrorayan di kota itu. Juru bicara itu tidak memberi rincian lebih jauh , tetapi laporan berita lokal menunjukkan jumlah korban tewas dapat meningkat.
TOLO mengutip para para demonstran di provinsi Farah yang mengatakan para jamaah sedang meninggalkan sebuah masjid di distrik Posht Rod seusai sholat Sabtu petang (23/11) ketika serangan udara itu terjadi.
Pihak berwenang provinsi kepada kantor media mengatakan operasi anti-pemberontakan dilakukan di Posht Rod dan distrik terdekat, tetapi mereka tidak akan mengkonfirmasi apakah tindakan itu menyebabkan korban sipil.Warga sipil terus menanggung beban perang Afghanistan.
PBB mencatat sedikitnya 2.600 warga sipil Afghanistan tewas dalam sembilan bulan pertama tahun 2019, sementara lebih dari 5.600 orang mengalami luka-luka. (my/em)