Para pejabat di Bahrain mengatakan pertempuran di jalan-jalan antara polisi dan aktivis pro demokrasi hari Selasa menewaskan sekurangnya dua orang dan mencederai ratusan lainnya. Kekerasan itu terjadi selagi pemerintah mengumumkan negara dalam keadaan darurat untuk mengakhiri pergolakan itu.
Pejabat medis mengatakan polisi menewaskan seorang laki-laki di kota Sitra, sementara pemerintah mengatakan seorang anggota pasukan keamanan tewas ditabrak demonstran yang mengendarai mobil di kawasan lainnya.
Pekerja rumah sakit mengatakan ratusan lainnya cedera dalam pertempuran di negara itu sebagian karena tembakan.
Televisi Bahrain hari Selasa mengatakan Raja Hamad bin Isa al-Khalifa memerintahkan komandan angkatan bersenjata mengambil “langkah-langkah yang diperlukan” untuk melindungi negara dari para demonstran yang dituduhnya “menteror” penduduk. Hari Senin, Raja Hamad juga memberi ijin sekitar seribu tentara Saudi dan 500 polisi Uni Emirat Arab untuk melindungi gedung-gedung pemerintah Bahrain. Ribuan demonstran yang berdemo di luar kedutaan Saudi di Manama menyebut kehadiran militer itu “pendudukan”.
Di Kairo, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mengatakan ia menelpon Menteri Luar Negeri Saudi. Pangeran Saud al-Faisal memintanya untuk mendorong dialog di Bahrain. Clinton mengatakan penyelesaian politik yang kredibel merupakan satu-satunya penyelesaian yang bisa bertahan lama.
Demonstran dari penduduk mayoritas Shiah di Bahrain menuntut reformasi politik dari pemerintah minoritas Sunni. Keluarga al-Khalifa yang berkuasa telah menawarkan untuk mengadakan dialog dengan kelompok-kelompok oposisi. Namun sebagian demonstran menuntut kekuasaan lebih besar di parlemen dan keluarga kerajaan di singkirkan.
Bentrokan Bahrain Tewaskan 2, Cederai Ratusan
- Susy Tekunan
Kekerasan terjadi lagi selagi pemerintah mengumumkan negara dalam keadaan darurat untuk mengakhiri pergolakan.