Pejabat Jerman sedang menyelidiki klaim dari seorang gadis Yazidi bahwa ia diduga diancam di Jerman oleh bekas anggota ISIS yang pernah menyanderanya, demikian dikatakan juru bicara untuk Pengadilan Federal negara itu kepada VOA.
Sejak kejadian tersebut gadis itu telah meninggalkan Jerman.
Frauke Koehler, juru bicara jaksa federal di Pengadilan Federal di Jerman, mengatakan masalah ini sedang diselidiki berdasarkan hukum kriminal internasional.
"Jaksa federal ingin menanyai saksi (Hami). Tapi saksi sudah meninggalkan Jerman ketika kantor kejaksaan federal mengambil alih penyelidikan pada Juni 2018," kata Koehler.
Koehler menambahkan bahwa Hami tidak memberikan "informasi pasti," mengenai tersangka, yang bisa membantu pihak berwenang mengidentifikasinya. Namun, ia menekankan bahwa pihak berwenang menangani klaim itu dengan serius dan akan melakukan penyelidikan cermat untuk membawa mereka yang bertanggung jawab melakukan kekejaman terhadap warga Yazidi ke pengadilan.
Yazidi adalah kelompok minoritas agama yang sebagian besar tinggal di Irak.
"Bahkan nama (Abu Hammam) tidak bisa dilacak kembali sebagai nama orang yang tinggal di Jerman," kata Koehler menambahkan.
Koehler juga menyebut tantangan dalam menyelidiki korban trauma untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan terhadap potensi pelaku.[my]