Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia dapat membantu pertumbuhan ekonomi tahun depan jika penghematan dari subsidi dapat disalurkan ke infrastruktur, menurut seorang pejabat senior Bank Indonesia, Selasa (23/9).
Pemerintah Indonesia menghadapi tekanan untuk memotong subsidi BBM, karena defisit rekening berjalan yang tinggi yang diperkirakan akan melebihi 3 persen Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini.
Pemerintahan yang baru, yang akan menjabat Oktober, berencana menaikkan harga-harga BBM sebesar Rp 3.000 per liter pada November, menurut penasihat senior Presiden terpilih Joko "Jokowi" Widodo.
"Jika pemerintah mengalokasikan subsidi-subsidi untuk infrastruktur, akan ada pertambahan positif dalam pertumbuhan PDB," ujar Juda Agung, direktur eksekutif departemen kebijakan ekonomi dan moneter pada Bank Indonesia, dalam sebuah konferensi pers Selasa.
Jika harga BBM dinaikkan Rp 3.000 per liter, PDB dapat bertambah 0,15 poin persentase tahun depan, menurut Juda, meski juga akan menaikkan inflasi sebanyak 3,16 poin persentase -- setingkat lebih tinggi daripada kisaran perkiraan bank sentral. Ketika harga-harga BBM dinaikkan pada Juni 2013, inflasi naik sampai hampir 10 persen.
Gubernur bank sentral mengatakan bulan lalu ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan lebih cepat mencapai 5,4 sampai 5,8 persen tahun depan, sementara perkiraan inflasi dipertahankan pada 3-5 persen untuk 2015.
Para ekonom memperkirakan pertumbuhan yang lebih lambat pada jangka pendek setelah kenaikan harga BBM akibat konsumsi melemah.
Pemerintah Indonesia mengatakan Senin berencana akan mengalokasikan Rp 344,7 triliun untuk subsidi-subsidi energi pada 2015, turun 1,6 persen dari Rp 350,3 triliun tahun ini. Anggaran Negara, yang diusulkan oleh pemerintah sekarang, tidak mencakup rencana kenaikan harga-harga BBM.
Parlemen dijadwalkan akan melakukan pemungutan suara untuk anggaran yang diusulkan minggu ini.
Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen pada kuartal April-Juni, paling lambat sejak akhir 2009, sebagian karena ekpor yang lemah. Inflasi tahunan melonggar menjadi 3,93 persen pada Agustus dari 4,53 persen pada Juli. (Reuters)