Presiden Amerika Joe Biden Jumat (3/9) menandatangani perintah eksekutif yang mengarahkan deklasifikasi dokumen-dokumen tertentu yang terkait serangan teroris 11 September 2001, isyarat dukungan kepada keluarga korban yang telah lama mencari dokumen tersebut dengan harapan bahwa tragedi itu melibatkan pemerintah Saudi.
Perintah itu, yang datang delapan hari sebelum peringatan 20 tahun serangan itu, adalah momen penting dalam pergumulan bertahun-tahun antara pemerintah dan keluarga mengenai informasi rahasia mana tentang serangan itu yang dapat dipublikasikan.
Konflik itu muncul ke permukaan bulan lalu, ketika sekitar 1.800 kerabat, penyintas, dan responden pertama menentang Biden hadir dalam acara peringatan 9/11 jika dokumen itu tetap dinyatakan sebagai rahasia.
"Peristiwa penting yang dimaksud terjadi 20 tahun lalu atau lebih, dan itu menyangkut momen tragis yang terus bergema dalam sejarah Amerika dan dalam kehidupan begitu banyak orang Amerika," perintah eksekutif itu menyatakan.
"Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa Pemerintah Amerika memaksimalkan transparansi, mengandalkan klasifikasi hanya jika disesuaikan secara sempit dan perlu."
Perintah itu mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga cabang eksekutif lainnya untuk memulai tinjauan deklasifikasi dan mengharuskan dokumen yang tidak lagi dinyatakan rahasia dirilis dalam enam bulan ke depan. Namun, belum jelas apa dampak praktis perintah eksekutif itu dan dokumen baru apa yang mungkin dirilis.
Investigasi sebelumnya telah membeberkan kaitan antara warga negara Arab Saudi dan beberapa pembajak pesawat tetapi belum menetapkan bahwa pemerintah Arab Saudi terlibat langsung. [ka/pp]