Wakil Presiden Amerika Joe Biden berada di Ukraina dalam lawatan yang bertujuan mendorong pemerintah Ukraina melanjutkan reformasi, sementara berusaha meyakinkan bahwa perang di Suriah tidak mengurangi dukungan Amerika terhadap tujuan-tujuan pro-Barat Ukraina.
Biden tiba di Kyiv Senin (7/12) pagi waktu setempat, dan dijadwalkan bertemu Presiden Petro Poroshenko keesokan harinya, sebelum pidato yang dinantikan di hadapan parlemen Ukraina hari Selasa.
Dalam kunjungan dua hari ini – yang kelima bagi Biden sejak Rusia menganeksasi semenanjung Krimea, Ukraina, awal tahun 2014 – Biden diperkirakan membahas upaya anti-korupsi baru Ukraina, termasuk reformasi pajak, menjelang kesepakatan resmi Amerika untuk memberi pinjaman $ 1 milyar yang ketiga.
Pemerintahan Obama telah memberi $ 470 juta dalam bentuk bantuan ekonomi langsung sejak mantan Presiden pro-Rusia Viktor Yanukovych tersingkir hampir dua tahun yang lalu, setelah aksi protes anti-pemerintah berminggu-minggu di Kyiv.
Lawatan Biden dilakukan selagi pertempuran di Ukraina timur antara pasukan pemerintah dan pemberontak pro-Rusia berkurang, setelah 18 bulan lebih bertempur dan hampir 8 ribu orang tewas, sebagian besar korbannya adalah warga sipil.
Para pejabat penting Amerika mengatakan Biden akan berusaha meyakinkan Ukraina bahwa Amerika akan terus memberlakukan serangkaian sanksi ekonomi terhadap Rusia, hingga pemerintah Rusia dan sekutu pemberontak Ukraina sepenuhnya melaksanakan kesepakatan yang ditengahi pihak internasional untuk mengakhiri konflik dan menarik mundur senjata-senjata berat mereka.
Pejabat-pejabat senior mengatakan Biden juga akan menekankan usulan Amerika baru-baru ini yang bertujuan bekerja sama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memerangi ekstrimis Islam di Suriah tidak akan mempengaruhi dukungan negara-negara Barat terhadap Ukraina. [zb]
