Mantan Menteri Keuangan Lebanon Mohammad Chatah dan lima orang lainnya tewas, sementara sekitar 70 orang luka-luka dalam pemboman di Beirut hari Jumat (27/12), yang terjadi setelah serangkaian pemboman sektarian yang ditujukan pada warga Muslim Syiah dan Sunni di Lebanon tahun lalu.
Mohammad Chatah – yang warga Islam Sunni – adalah penasehat tinggi mantan perdana menteri Saad Hariri. Ia sebelumnya berdinas sebagai Duta Besar Lebanon untuk Amerika.
Koresponden VOA Margaret Besheer yang berada di Beirut mengatakan banyak pengamat menilai Chatah yang berusia 62 tahun bukan sebagai target pembunuhan.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengutuk pemboman itu, dan menyebut pembunuhan Mohammad Chatah sebagai “serangan pengecut dan keji terhadap keadilan”. Kerry mengatakan kematian Chatah merupakan suatu kehilangan besar bagi warga Lebanon, dan menambahkan mereka yang bertanggungjawab harus diadili.
Sekitar satu jam sebelum kematiannya Mohammad Chatah memasang pesan di Twitter, mengecam Suriah dan kelompok militan Lebanon Hizbullah, yang telah mengirim para pejuangnya ke Suriah untuk mendukung Presiden Bashar Al Assad dalam perang saudara di negara itu.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab. Tetapi Lebanon telah mengalami peningkatan aksi kekerasan terkait perang saudara di Suriah yang meluas ke perbatasannya.
Ledakan hari Jumat itu terjadi di dekat lokasi pemboman truk terhadap mantan perdana menteri Rafik Hariri – ayah Saad Hariri – yang tewas tahun 2005. Tim penyelidik telah menuduh Suriah dan Hizbullah terlibat dalam pembunuhan tahun 2005 itu. Kedua pihak menyangkal tuduhan tersebut.
Video dan media sosial menunjukkan orang-orang yang ketakutan lari dari tempat kejadian, mobil-mobil terbakar dan kaca-kaca jendela pecah beterbangan, serta beberapa gedung rusak.
Yara Zeitoun yang sedang berlibur di Beirut memberitahu VOA, ia baru saja melinitas di depan lokasi pemboman sesaat sebelum musibah itu terjadi. Ia mengatakan kerusakan di daerah itu sangat luar biasa.
Bom mobil hari Jumat itu terjadi hanya beberapa hari sebelum beberapa anggota Hizbullah diadili di pengadilan khusus yang didukung PBB bagi Lebanon, yang menyelidiki pembunuhan Rafik Hariri.
Koordinator Khusus PBB Untuk Lebanon Derek Plumbly mengutuk pemboman itu dengan mengatakan ia “terkejut dan sedih”. Ia menyerukan untuk menyeret mereka yang bertanggungjawab terhadap pemboman itu ke muka hukum.
Mohammad Chatah – yang warga Islam Sunni – adalah penasehat tinggi mantan perdana menteri Saad Hariri. Ia sebelumnya berdinas sebagai Duta Besar Lebanon untuk Amerika.
Koresponden VOA Margaret Besheer yang berada di Beirut mengatakan banyak pengamat menilai Chatah yang berusia 62 tahun bukan sebagai target pembunuhan.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengutuk pemboman itu, dan menyebut pembunuhan Mohammad Chatah sebagai “serangan pengecut dan keji terhadap keadilan”. Kerry mengatakan kematian Chatah merupakan suatu kehilangan besar bagi warga Lebanon, dan menambahkan mereka yang bertanggungjawab harus diadili.
Sekitar satu jam sebelum kematiannya Mohammad Chatah memasang pesan di Twitter, mengecam Suriah dan kelompok militan Lebanon Hizbullah, yang telah mengirim para pejuangnya ke Suriah untuk mendukung Presiden Bashar Al Assad dalam perang saudara di negara itu.
Belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab. Tetapi Lebanon telah mengalami peningkatan aksi kekerasan terkait perang saudara di Suriah yang meluas ke perbatasannya.
Ledakan hari Jumat itu terjadi di dekat lokasi pemboman truk terhadap mantan perdana menteri Rafik Hariri – ayah Saad Hariri – yang tewas tahun 2005. Tim penyelidik telah menuduh Suriah dan Hizbullah terlibat dalam pembunuhan tahun 2005 itu. Kedua pihak menyangkal tuduhan tersebut.
Video dan media sosial menunjukkan orang-orang yang ketakutan lari dari tempat kejadian, mobil-mobil terbakar dan kaca-kaca jendela pecah beterbangan, serta beberapa gedung rusak.
Yara Zeitoun yang sedang berlibur di Beirut memberitahu VOA, ia baru saja melinitas di depan lokasi pemboman sesaat sebelum musibah itu terjadi. Ia mengatakan kerusakan di daerah itu sangat luar biasa.
Bom mobil hari Jumat itu terjadi hanya beberapa hari sebelum beberapa anggota Hizbullah diadili di pengadilan khusus yang didukung PBB bagi Lebanon, yang menyelidiki pembunuhan Rafik Hariri.
Koordinator Khusus PBB Untuk Lebanon Derek Plumbly mengutuk pemboman itu dengan mengatakan ia “terkejut dan sedih”. Ia menyerukan untuk menyeret mereka yang bertanggungjawab terhadap pemboman itu ke muka hukum.