CAIRO —
Warga di Qatana, wilayah pinggiran Damaskus membersihkan potongan-potongan logam, puing-puing beton dan lainnya setelah sebuah bom mobil meledak dekat sebuah sekolah Kristen hari Kamis, menewaskan sedikitnya 16 orang.
Seorang anak perempuan yang menyaksikan ledakan itu, mengatakan ia dan teman-temannya pergi ke sekolah pagi hari ketika ledakan terjadi. Dia mengatakan banyak yang terluka oleh ledakan itu. “Apa yang kami perbuat sehingga kami ikut menjadi korban?” tanyanya.
Rabu malam (12/12), ledakan-ledakan di dekat kementerian dalam negeri Suriah menewaskan sejumlah orang. Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim Sha'ar dilaporkan mengalami luka ringan dan seorang anggota parlemen tewas akibat ledakan yang menghancurkan bagian depan gedung kementerian itu.
Seorang diplomat senior Rusia Kamis (13/12) mengatakan oposisi Suriah mungkin menang dalam pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad. Hal ini menandai untuk pertama kalinya sekutu kuat Suriah itu mengakui saat ini pemerintah Suriah sedang runtuh akibat tekanan dari dalam maupun luar negeri.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan bahwa rezim Suriah semakin banyak kehilangan wilayahnya, dan kemenangan oposisi Suriah tidak dapat dikesampingkan. Dia menyesalkan banyaknya korban jiwa yang jatuh untuk mencapai kemenangan itu.
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan hari Kamis (13/12) bahwa rezim Assad mendekati keruntuhan. Menurut Rasmussen, hanya masalah waktu untuk menunjukkan kapan era rezim tersebut benar-benar berakhir.
Menurut Hilal Khashan, pengajar ilmu politik di American University di Beirut, rezim itu telah kehilangan kontrol terhadap ibukota Damaskus dalam beberapa hari terakhir, yang bisa mempercepat keruntuhannya.
"Jika kita melihat pola kejadian selama dua atau tiga hari terakhir, pemboman telah meningkat lebih dramatis dan ini merupakan indikator semakin kuatnya oposisi di sekitar Damaskus dan menurunnya kemampuan negara menghentikan mereka," kata Khashan.
Pemberontak dan pasukan pemerintah terlibat pertempuran dengan senapan-mesin di pinggiran Damaskus, Kamis (13/12), sementara artileri pemerintah menembaki wilayah luas yang dikuasai pemberontak. Video amatir juga menunjukkan pesawat tempur pemerintah membom beberapa wilayah pinggiran ibukota.
Pemerintah Suriah, sementara itu, membantah laporan bahwa rudal jarak pendek menghantam wilayah utara Suriah dekat perbatasan Turki, Rabu (13/12). Sumber NATO mengumumkan bahwa satuan intelijen dan pemantau sekutu mendeteksi peluncuran rudal itu minggu ini.
Seorang anak perempuan yang menyaksikan ledakan itu, mengatakan ia dan teman-temannya pergi ke sekolah pagi hari ketika ledakan terjadi. Dia mengatakan banyak yang terluka oleh ledakan itu. “Apa yang kami perbuat sehingga kami ikut menjadi korban?” tanyanya.
Rabu malam (12/12), ledakan-ledakan di dekat kementerian dalam negeri Suriah menewaskan sejumlah orang. Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim Sha'ar dilaporkan mengalami luka ringan dan seorang anggota parlemen tewas akibat ledakan yang menghancurkan bagian depan gedung kementerian itu.
Seorang diplomat senior Rusia Kamis (13/12) mengatakan oposisi Suriah mungkin menang dalam pertempuran melawan Presiden Bashar al-Assad. Hal ini menandai untuk pertama kalinya sekutu kuat Suriah itu mengakui saat ini pemerintah Suriah sedang runtuh akibat tekanan dari dalam maupun luar negeri.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan bahwa rezim Suriah semakin banyak kehilangan wilayahnya, dan kemenangan oposisi Suriah tidak dapat dikesampingkan. Dia menyesalkan banyaknya korban jiwa yang jatuh untuk mencapai kemenangan itu.
Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan hari Kamis (13/12) bahwa rezim Assad mendekati keruntuhan. Menurut Rasmussen, hanya masalah waktu untuk menunjukkan kapan era rezim tersebut benar-benar berakhir.
Menurut Hilal Khashan, pengajar ilmu politik di American University di Beirut, rezim itu telah kehilangan kontrol terhadap ibukota Damaskus dalam beberapa hari terakhir, yang bisa mempercepat keruntuhannya.
"Jika kita melihat pola kejadian selama dua atau tiga hari terakhir, pemboman telah meningkat lebih dramatis dan ini merupakan indikator semakin kuatnya oposisi di sekitar Damaskus dan menurunnya kemampuan negara menghentikan mereka," kata Khashan.
Pemberontak dan pasukan pemerintah terlibat pertempuran dengan senapan-mesin di pinggiran Damaskus, Kamis (13/12), sementara artileri pemerintah menembaki wilayah luas yang dikuasai pemberontak. Video amatir juga menunjukkan pesawat tempur pemerintah membom beberapa wilayah pinggiran ibukota.
Pemerintah Suriah, sementara itu, membantah laporan bahwa rudal jarak pendek menghantam wilayah utara Suriah dekat perbatasan Turki, Rabu (13/12). Sumber NATO mengumumkan bahwa satuan intelijen dan pemantau sekutu mendeteksi peluncuran rudal itu minggu ini.