Sebuah bom yang dipasang pinggir jalan di Afghanistan selatan menewaskan sedikitnya dua tentara Amerika, Sabtu (11/1), dan melukai dua lainnya.
Misi Resolute Support Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO) mengatakan para tentara itu sedang menjalankan operasi di Provinsi Kandahar saat kendaraan mereka terkena bom rakitan atau IED. Taliban segera mengklaim tanggung jawab dan mengaku telah menanam bom di provinsi yang menjadi lokasi markas besar militer AS itu.
Kelompok pemberontak itu hampir setiap hari melancarkan serangan mematikan terhadap pasukan keamanan Afghanistan dan mitra-mitra internasional mereka, bahkan ketika sedang mengadakan perundingan perdamaian dengan AS.
Tahun lalu adalah salah satu tahun paling mematikan bagi militer AS karena kehilangan 19 tentara dalam berbagai misi yang melibatkan pertempuran di Afghanistan.
Konflik itu telah menghabiskan hampir AS$1 triliun dan menewaskan sekitar 2.400 tentara, sejak AS dan mitra-mitra koalisi menginvasi Afghanistan pada 2001 pasca serangan teroris 9/11.
Meski konflik tersebut juga menewaskan puluhan ribu tentara pasukan keamanan Afghanistan, tetapi warga sipil menjadi korban terbanyak. PBB mengatakan dalam pernyataan terbaru bahwa lebih dari 100.000 warga sipil Afghanistan telah tewas atau terluka dalam 10 tahun belakangan. [vm/ft]