Anggota Dewan Pakar BPN Laode Masihu Kamaludin dalam acara “Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019” di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta Selasa (14/5) sore mengatakan data tersebut merupakan hasil penghitungan internal C1 dari 444.976 TPS (54,91%) per 14 Mei 2019 pada pukul 12.28 WIB. Perolehan suara rival mereka Jokowi-Maruf diketahui mencapai 44,14 persen.
Menurutnya, data tersebut sudah valid, dan bisa dipertanggungjawabkan.
Pihaknya pun sudah melakukan berbagai simulasi penghitungan suara, dan hasilnya tetap bahwa Prabowo-Sandi memperoleh penghitungan suara di sekitar 54-58 persen. Penghitungan suara internal itu menurutnya dilakukan oleh sistem IT tanpa campur tangan manusia sedikit pun, sehingga sudah bisa divalidasi dan diverikasi.
Adapun hasil penghitungan BPN dalam satuan suara adalah : pasangan capres-cawapres nomor urut 01 – Jokowi-Ma'ruf meraih 39.599.832 suara, dan pasangan capres-cawapres nomor urut 02 – Prabowo-Sandi meraih 48.657.483 suara.
“Kita lihat ini bahwa sebetulnya sudah selesai, oleh karena itu data ini bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu kita bisa menantang, kalau ada yang meragukan data ini. Kita menanyakan mana datamu? Ini dataku. Kita memasuki era baru yaitu big data, dan inilah yang menentukan,” ungkap Laode.
Jubir TKN Jokowi-Ma’ruf: Silakan BPN Klaim Kemenangan, Tapi Kami Tunggu Hasil Resmi KPU
Menanggapi klaim angka kemenangan ini, Jubir TKN Jokowi-Maruf Ace Hasan Syadzily lewat pesan singkat kepada VOA mengatakan berdasarkan hasil penghitungan C1 versi BPN Prabowo-Sandi merupakan data yang terlambat dan seharusnya data tersebut tidak bisa dijadikan klaim sebuah kemenangan. Hal ini dikarenakan situng KPU yang masih berjalan sudah menembus 81,87 persen. Hasil sementara menunjukkan pasangan Jokowi-Maruf meraih 56,2 persen. Hasil penghitungan internal TKN Jokowi-Maruf kurang lebih sama dengan pihak KPU yang sedang berjalan.
Dengan angka klaim kemenangan yang berubah-ubah, Ace melihat sudah jelas pihak BPN Prabowo-Sandi tidak konsisten soal penghitungan data ini. Ace mempersilahkan pihak BPN untuk mengklaim kemenangan, namun pihak TKN Jokowi-Maruf akan tetap menunggu hasil resmi dari KPU pada 22 Mei nanti.
“Dengan melihat data-data yang disampaikan kubu 02 justru mereka menunjukkan konsisten dengan ketidakkonsistenannya. Awalnya menyebut klaim kemenangan 62%. Terus berubah lagi. Sekarang dengan data yang baru terkumpul 54% TPS mereka mengklaim menang 54,24%. Sikap ini sudah kami duga karena memang mereka dari sejak awal sudah tertutup dengan data-datanya. Ini terbukti dengan ketidakjelasan tempat di mana real count mereka berada. Karena itu, silahkan saja seenak-enaknya mereka saja deh untuk menyebutkan angkanya berapa. Kita tunggu tanggal 22 Mei 2019. Kami punya data jauh lebih bisa dipertanggungjawabkan dan bisa dibandingkan dengan hasil perhitungan KPU,” jelas Ace.
Prabowo: Saya Sudah Menangkan Mandat dari Rakyat, Saya Tak Akan Menyerah
Setelah melihat perolehan suara internal BPN, Prabowo Subianto mengatakan bahwa ia dan Sandiaga Uno sudah memenangkan mandat dari rakyat.
“Kita telah memenangkan mandat dari rakyat, kalau kita menyerah, berarti kita menyerah kepada ketidakadilan dan itu artinya kita berkhianat kepada negara, bangsa, rakyat. Itu artinya kita berkhianat kepada pendiri-pendiri bangsa Indonesia. Itu artinya kita berkhianat kepada puluhan ribu orang yang telah gugur untuk mendirikan negara Indonesia ini,” tandas Prabowo.
Lebih lanjut ia pun menegaskan bahwa pihaknya akan menolak hasil perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU kalau terbukti ada kecurangan. Ia pun menghimbau dan menaruh harapan kepada pihak KPU untuk berlaku jujur dan adil dalam proses penghitungan suara. Jangan biarkan kebohongan dan kecurangan mewarnai pesta demokrasi rakyat Indonesia.
“Tapi yang jelas sikap saya adalah saya akan menolak hasil penghitungan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran. Saya dan saudara Sandi bukan ambisi pribadi ingin jadi apa-apa, inshaAllah tidak ada niat. Sesungguhnya kau tanya hati saya, inginnya istirahat, tapi saudara-saudara setelah saya keliling, setelah saya melihat mata daripada rakyat kita, setelah saya pegang tangan mereka, setelah saya merasakan getaran dan saya mengingatkan ungkapan mereka, penderitaan rakyat, harapan rakyat itu telah menjadi bagian diri saya. Karena itu tidak mungkin saya meninggalkan rakyat Indonesia,” tegasnya.
Prabowo Serukan untuk Tak Gunakan Pasal Makar terhadap Pendukungnya
Dalam kesempatan ini, Prabowo juga menyerukan untuk tidak menggunakan pasal makar terhadap pendukung-pendukungnya.
“Saya katakan gak usah nakut-nakutin kita dengan makar-makar. Orang-orang ini, tokoh-tokoh bangsa ini bukan makar! Jenderal-Jenderal itu mempertaruhkan nyawanya dari sejak muda. Mereka tidak makar. Djoko Santoso tidak makar. Amien Rais tidak makar. Kita membela bangsa dan negara Indonesia. Jangan takut-takuti kita dengan senjata yang diberikan oleh rakyat,” papar Prabowo.
Sementara itu, sejumlah media di Indonesia melaporkan bahwa Prabowo Subianto Selasa malam mengumpulkan sejumlah ahli hukum untuk menulis surat wasiatnya. Wakil Ketua BPN Priyo Budi Santoso kepada wartawan mengatakan penulisan surat wasiat itu menunjukkan tekad Prabowo Subianto untuk mempertaruhkan semua atas nama rakyat, dan bahwa “jika rakyat memang menghendaki agar kedaulatan tetap dibela, beliau memilih jalan itu dan tidak akan menyerah.” Belum jelas jalan apa yang dimaksud tersebut. (gi/em)