Brazil menyatakan tiga hari berkabung untuk sekurang-kurangnya 610 orang yang tewas dalam bencana banjir dan tanah longsor. Banyak lagi orang yang diduga tewas di wilayah terpencil yang belum terjangkau petugas pertolongan.
Negara bagian Rio de Janeiro, kawasan yang dilanda banjir, menyatakan hari berkabung tujuh hari mulai hari Senin. Cuaca yang terus buruk menghambat upaya menolong korban yang telantar di perbukitan terpencil. Tak terhitung lagi mayat yang masih tertimbun lumpur dan reruntuhan.
Para pejabat khawatir hujan yang terus turun dapat menyebabkan tanah longsor lagi dalam beberapa hari mendatang.
Para korban mengecam pemerintah karena tidak memberi bantuan yang memadai. Situasinya digambarkan sebagai salah satu bencana alam terburuk di Brazil. Badai pekan ini mencurahkan hujan yang setara dengan curan hujan sebulan di kawasan bergunung-gunung di sana.
Banjir lumpur menghancurkan rumah-rumah, membuat mobil terdampar di atas bangunan dan sekitar 14 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Kota-kota yang paling parah dilanda banjir adalah Teresopolis dan Nova Friburgo. Korban tewas juga ditemukan di Petropolis dan Sumidouro. Banyak di antara korban yang tewas adalah anak-anak.
