Para petugas pertolongan di Brazil sedang berjuang keras untuk menggali reruntuhan dalam usaha mencari orang-orang yang masih hidup setelah banjir deras dan lumpur longsor mengakibatkan hampir 500 orang tewas dan ratusan orang kehilangan tempat tinggal.
Hujan lebat menyulut bencana yang telah meninggalkan jalur kehancuran melalui daerah Serrana dekat kota Rio de Janeiro. Lereng-lereng bukit longsor setelah badai menjatuhkan dalam satu hari hujan sebanyak satu bulan di daerah itu, dan para peramal cuaca telah memperingatkan bahwa hujan masih akan turun dalam beberapa hari mendatang.
Walikota Teresopolis, Jorge Mario Sedlacek, menggambarkan bencana itu yang paling buruk dalam sejarah kota tersebut. Disamping itu, paling sedikit 168 orang dilaporkan telah meninggal dunia di kota dekatnya, Nova Friburgo, dan paling sedikit 39 lainnya tewas di Petropolis. Korban jiwa juga dilaporkan di kota-kota lain.
Di Teresopolis, gereja-gereja dan kantor-kantor polisi diubah menjadi kamar mayat darurat.
Pemerintah Brazil telah mengalokasikan kira-kira 400 juta dolar bantuan darurat untuk daerah-daerah yang dilanda banjir. Presiden Dilma Rousseff, yang memangku jabatan tanggal 1 Januari, meninjau zona bencana dengan naik helikopter hari Kamis.