Nasib Inggris “kini terletak kokoh di tangan kita sendiri,” kata PM Boris Johnson hari Kamis, sementara masa hampir setengah abad hubungan Inggris yang kerap bergejolak dengan blok negara-negara tetangganya di Eropa berlalu.
Keluarnya Inggris dari Uni Eropa berlaku penuh sewaktu Big Ben berdentang pada pukul 11 malam di London, sementara sebagian besar daratan Eropa memasuki tahun 2021.
Brexit telah mendominasi politik Inggris sejak pemungutan suara dengan selisih tipis mendukung keluarnya negara itu dari blok Uni Eropa pada Juni 2016, membuka luka politik dan sosial yang mendalam.
Secara hukum, Inggris akan meninggalkan Eropa pada 31 Januari, tetapi sebelumnya negara itu berada dalam periode transisi yang macet selama pembicaraan sulit untuk mencapai perjanjian perdagangan bebas dengan Brussels, yang akhirnya dicapai pada malam Natal.
Begitu transisi berakhir, peraturan Uni Eropa tidak lagi berlaku, dengan konsekuensi langsung berakhirnya pergerakan bebas lebih dari 500 juta orang antara Inggris dan 27 negara anggota Uni Eropa.
Pemeriksaan pabean di perbatasan akan kembali dilakukan untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun ini. Meskipun ada kesepakatan mengenai perdagangan bebas, antrean dan kekacauan karena dokumen tambahan diperkirakan akan terjadi.
Parlemen Inggris menyetujui perjanjian itu Kamis dini hari, mendorong Johnson menyatakan tentang awal baru dalam sejarah Inggris dan hubungan baru dengan Uni Eropa sebagai sekutu terbesar mereka. [uh/ab]