Keputusan rakyat Inggris hari Kamis (22/6) untuk keluar dari Uni Eropa, langkah yang dikenal dengan singkatan 'Brexit,' mungkin telah menghancurkan harapan Presiden Amerika Barack Obama untuk membentuk kawasan perdagangan bebas dengan Eropa lewat perjanjian Kemitraan Perdagangan dan Investasi Transatlantik (TTIP).
Wakil Juru bicara Gedung Putih Eric Schultz mengatakan hari Senin bahwa wakil perdagangan Amerika Michael Froman dan timnya masih sibuk meng-evaluasi dampak Brexit pada TTIP.
Katanya, Amerika telah bekerja sama dengan Komisi Eropa selama bertahun-tahun untuk menyusun perjanjian itu, dan telah mendapat banyak kemajuan. Tapi, karena kini Inggris telah memutuskan keluar dari Uni Eropa, Amerika mungkin perlu mengadakan perundingan terpisah dengan Inggris.
Kata Schultz, perjanjian TTIP masih merupakan prioritas bagi Obama.
Kata sejumlah pakar, akan sangat sulit bagi Uni Eropa untuk menyelesaikan berbagai perjanjian dagang yang rumit dengan Amerika, karena satu dari tiga anggotanya yang terbesar akan segera keluar dari perkumpulan itu.
Kata Philippe le Corre, pakar pada Center on the United States and Europe, Brexit adalah suatu pukulan yang paling dramatis atas TIPP, yang memang tidak begitu populer bagi banyak pemilih di Eropa. Apalagi, dengan akan diadakannya pemilihan presiden di Perancis dan Jerman tahun 2017, kemungkinan besar TIPP tidak akan bisa dilanjutkan.
Kata Le Corre, mungkin sudah tiba saatnya Amerika menata kembali hubungannya dengan Inggris dan Uni Eropa, karena sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membuat keputusan yang mempunyai dampak jangka panjang, mengingat drama yang sedang melanda Eropa. [ii/ps]
