Para aktivis HAM Burma mengatakan ke 20 tahanan politik itu termasuk di antara sekelompok 46 tahanan yang diberi amnesti oleh Presiden Thein Sein hari Selasa (3/7). Media pemerintah mengatakan pemerintah Burma telah membebaskan 34 tahanan asing lainnya dan mendeportasi mereka.
Seorang pembangkang terkemuka di Burma yang turut dibebaskan hari Selasa adalah Than Zaw bekas anggota pemuda Liga Nasional bagi Demokrasi yang dipenjarakan sejak 1989. Pihak berwenang juga membebaskan bekas demonstran mahasiswa, Koe Aye Aung yang ditangkap tahun 1998 dan dijatuhi hukuman penjara 59 tahun karena membagi-bagikan selebaran dan ikut dalam pergolakan pro demokrasi.
Burma telah membebaskan ratusan tahanan politik sejak tahun lalu, ketika pemerintah sipil yang terkait erat dengan pihak militer memegang kekuasaan dan mengakhiri puluhan tahun pemerintahan militer yang berhaluan keras.
Pemerintah Burma mengatakan pihaknya menyetujui amnesti terbaru ini dengan pandangan “untuk memastikan kestabilan negara itu dan membuat perdamaian serta rekonsiliasi nasional untuk selamanya”
Seorang pemberontak Karen yang juga dibebaskan mengatakan kepada VOA , kelompoknya ikut membantu pembebasannya.
Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi hari Selasa mengatakan partainya Liga Nasional untuk Demokrasi yakin sekurangnya 330 tahanan politik masih dipenjara. Berbicara pada konferensi pers di Rangoon ia menghimbau pemerintah agar membebaskan semuanya.
Beberapa kelompok HAM mengatakan jumlah tahanan yang masih tersisa di Burma masih banyak, Khin Ohmar, koordinator Kemitraan Burma mengatakan kepada VOA ia khawatir banyak dari aktivis yang kurang terkenal mungkin terlupakan.
Banyak pemerintahan barat mulai mengurangi sanksi terhadap Burma dalam menanggapi reformasi politik dan ekonominya. Tapi mereka terus menuntut pembebasan tanpa syarat bagi semua pembangkang yang masih ditahan sebagai imbalan bagi hubungan diplomatik penuh dengan negara yang tadinya terisolasi itu.
Pemerintah Burma telah mengatakan pihaknya kini mempertimbangkan amnesti bagi tahanan dalam jumlah yang lebih besar tapi ingin memastikan agar mereka yang bersalah melakukan aksi kekerasan tidak dibebaskan.
Selain membebaskan tahanan politik, pemerintah Burma juga memperlonggar sensor media, mengupayakan gencatan senjata dengan kelompok-kelompok pemberontak yang bersenjata, dan mengijinkan Aung San Suu Kyi yang sebelumnya ditahan mencalonkan diri mencalonkan diri untuk menjadi anggota parlemen.
Seorang pembangkang terkemuka di Burma yang turut dibebaskan hari Selasa adalah Than Zaw bekas anggota pemuda Liga Nasional bagi Demokrasi yang dipenjarakan sejak 1989. Pihak berwenang juga membebaskan bekas demonstran mahasiswa, Koe Aye Aung yang ditangkap tahun 1998 dan dijatuhi hukuman penjara 59 tahun karena membagi-bagikan selebaran dan ikut dalam pergolakan pro demokrasi.
Burma telah membebaskan ratusan tahanan politik sejak tahun lalu, ketika pemerintah sipil yang terkait erat dengan pihak militer memegang kekuasaan dan mengakhiri puluhan tahun pemerintahan militer yang berhaluan keras.
Pemerintah Burma mengatakan pihaknya menyetujui amnesti terbaru ini dengan pandangan “untuk memastikan kestabilan negara itu dan membuat perdamaian serta rekonsiliasi nasional untuk selamanya”
Seorang pemberontak Karen yang juga dibebaskan mengatakan kepada VOA , kelompoknya ikut membantu pembebasannya.
Pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi hari Selasa mengatakan partainya Liga Nasional untuk Demokrasi yakin sekurangnya 330 tahanan politik masih dipenjara. Berbicara pada konferensi pers di Rangoon ia menghimbau pemerintah agar membebaskan semuanya.
Beberapa kelompok HAM mengatakan jumlah tahanan yang masih tersisa di Burma masih banyak, Khin Ohmar, koordinator Kemitraan Burma mengatakan kepada VOA ia khawatir banyak dari aktivis yang kurang terkenal mungkin terlupakan.
Banyak pemerintahan barat mulai mengurangi sanksi terhadap Burma dalam menanggapi reformasi politik dan ekonominya. Tapi mereka terus menuntut pembebasan tanpa syarat bagi semua pembangkang yang masih ditahan sebagai imbalan bagi hubungan diplomatik penuh dengan negara yang tadinya terisolasi itu.
Pemerintah Burma telah mengatakan pihaknya kini mempertimbangkan amnesti bagi tahanan dalam jumlah yang lebih besar tapi ingin memastikan agar mereka yang bersalah melakukan aksi kekerasan tidak dibebaskan.
Selain membebaskan tahanan politik, pemerintah Burma juga memperlonggar sensor media, mengupayakan gencatan senjata dengan kelompok-kelompok pemberontak yang bersenjata, dan mengijinkan Aung San Suu Kyi yang sebelumnya ditahan mencalonkan diri mencalonkan diri untuk menjadi anggota parlemen.