Tim robotika Afghanistan, yang semuanya perempuan, pulang ke Kabul setelah melakukan perjalanan sukses ke Washington untuk mengikuti the First Global Robotics Challenge, dan disambut beberapa pejabat tinggi yang mewakili istana kepresidenan, yang menyebut tim itu sebagai panutan.
Dalam acara penyambutan, Abdullah Abdullah, CEO pemerintah persatuan nasional, mengatakan, "Terlepas dari perbedaan antara tim Afghanistan dan tim lain, gadis-gadis Afghanistan mampu meraih medali perak."
Abdullah berjanji memfasilitasi keikutsertaan mereka dalam kompetisi mendatang.
Remaja dari seluruh dunia menunjukkan keahlian mereka dalam mendesain, membangun dan memprogram perangkat robot dalam kompetisi itu. Acara robotika internasional tahunan itu bertujuan membangun jembatan antara siswa SMU dengan latar belakang, bahasa, agama dan adat istiadat berbeda, dan untuk menyalakan semangat dalam bidang STEM: sains, teknologi, rekayasa dan matematika.
Presiden Amerika Donald Trump dan pejabat lain turun tangan agar gadis-gadis dari tim robotika Afghanistan mendapat visa setelah dua kali ditolak, memungkinkan mereka datang ke Amerika untuk berpartisipasi dalam kompetisi tersebut. [ka]