JAKARTA —
Bertempat di Istana Negara Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melantik mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Chatib Basri, sebagai Menteri Keuangan, Selasa (21/5).
Chatib mengatakan usai pelantikan bahwa di awal masa jabatannya ini, ia akan fokus rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang sudah mulai akan masuk pembahasan perubahan anggaran negara (APBN-Perubahan) 2013 di Dewan Perwakilan Rakyat.
“Prosesnya sudah akan dimulai, besok (Rabu 22/5) dengan badan anggaran DPR. Saya kira nanti kita akan bicarakan mengenai angka-angka yang disampaikan di dalam APBN P karena itu juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan rencana pemerintah dalam kenaikan harga BBM dan sekaligus mengenai dana kompensasinya,” ujarnya.
“Saya berharap dan percaya bahwa kerja sama antara pemerintah dengan DPR ini bisa berjalan baik. Muda-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa menyelesaikan ini. Sehingga kebijakan ini bisa segera diambil, yang akibatnya nanti bisa memberikan kepastian kepada ekonomi makro Indonesia dan kepada investasi Indonesia. Tapi yang paling penting adalah akan ada anggaran yang lebih adil karena alokasinya digunakan untuk rakyat miskin.”
Sementara itu, terkait soal perkiraan naiknya inflasi akibat kenaikan harga BBM, Chatib Basri memberikan solusi bahwa salah satu yang dapat dikendalikan adalah mengontrol harga pangan, termasuk diantaranya koordinasi dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian.
“Kalau kenaikan BBM dilakukan, akan ada dampak dari inflasi itu betul. Pemerintah sendiri memperkirakan bahwa inflasi itu yang sekarang sekitar 4 persen sampai 5 persen itu akan bisa naik ke 7 persen. Kenapa sampai 7 persen? Karena sebetulnya salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membuat inflasi itu relatif terkendali adalah kalau komponen yang paling besar dalam inflasi yaitu pangan bisa dikendalikan," ujarnya.
"Bahwa koordinasi dengan Menteri Perdagangan itu sangat penting. Langkah-langkah untuk memastikan bahwa pasokan pangan itu ada. Dengan begitu maka inflasinya itu relatif bisa diredam,” ujar Chatib.
Chatib mengatakan usai pelantikan bahwa di awal masa jabatannya ini, ia akan fokus rencana kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang sudah mulai akan masuk pembahasan perubahan anggaran negara (APBN-Perubahan) 2013 di Dewan Perwakilan Rakyat.
“Prosesnya sudah akan dimulai, besok (Rabu 22/5) dengan badan anggaran DPR. Saya kira nanti kita akan bicarakan mengenai angka-angka yang disampaikan di dalam APBN P karena itu juga mencakup hal-hal yang berkaitan dengan rencana pemerintah dalam kenaikan harga BBM dan sekaligus mengenai dana kompensasinya,” ujarnya.
“Saya berharap dan percaya bahwa kerja sama antara pemerintah dengan DPR ini bisa berjalan baik. Muda-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama kita bisa menyelesaikan ini. Sehingga kebijakan ini bisa segera diambil, yang akibatnya nanti bisa memberikan kepastian kepada ekonomi makro Indonesia dan kepada investasi Indonesia. Tapi yang paling penting adalah akan ada anggaran yang lebih adil karena alokasinya digunakan untuk rakyat miskin.”
Sementara itu, terkait soal perkiraan naiknya inflasi akibat kenaikan harga BBM, Chatib Basri memberikan solusi bahwa salah satu yang dapat dikendalikan adalah mengontrol harga pangan, termasuk diantaranya koordinasi dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian.
“Kalau kenaikan BBM dilakukan, akan ada dampak dari inflasi itu betul. Pemerintah sendiri memperkirakan bahwa inflasi itu yang sekarang sekitar 4 persen sampai 5 persen itu akan bisa naik ke 7 persen. Kenapa sampai 7 persen? Karena sebetulnya salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk membuat inflasi itu relatif terkendali adalah kalau komponen yang paling besar dalam inflasi yaitu pangan bisa dikendalikan," ujarnya.
"Bahwa koordinasi dengan Menteri Perdagangan itu sangat penting. Langkah-langkah untuk memastikan bahwa pasokan pangan itu ada. Dengan begitu maka inflasinya itu relatif bisa diredam,” ujar Chatib.