Perburuan dan penyeludupan binatang telah membahayakan spesies-spesies paling ikonik di Afrika, dan ini telah merugikan banyak negara Afrika dalam pendapatan pariwisata.
Namun setidaknya satu taman nasional sedang mendapatkan kesempatan kedua. Taman Nasional Liwonde di Malawi selatan telah menerima penduduk baru — empat cheetah yang direlokasi oleh kelompok nirlaba African Parks dari Afrika Selatan.
Penjaga taman mengumpan cheetah pertama ke rumah barunya dengan bangkai. Itu adalah cheetah pertama yang Malawi lepaskan ke alam liar dalam dua dasawarsa.
Cheetah adalah binatang darat tercepat di dunia, tapi bahkan itu tidak bisa melindungi mereka di Malawi. Pemburu-pemburu membunuh mangsa dari cheetah dan kemudian cheetahnya.
“Mereka terakhir terlihat di Malawi sekitar 20 tahun lalu,” kata Craig Reids dari Taman Nasional Liwonde. "Terutama di daerah Liwonde, mereka telah absen selama lebih dari 100 tahun. Jadi, sebagai bagian dari rehabilitasi taman, kami rasa sangatlah penting untuk membawa Cheetah kembali ke Malawi dan Liwonde terutama.”
Empat cheetah—dua jantan dan tiga betina—diangkut melalui udara ke Liwonde dari Afrika Selatan di bulan Mei.
Sebelum dilepaskan ke ke taman, cheetah menghabiskan tiga minggu pertama dalam karantina untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar.
Taman Nasional Liwonde memiliki populasi 12,000 mamalia besar. Termasuk di antaranya adalah bushbuck, kerbau air, dan antelop.
Cheetah adalah predator besar pertama yang diperkenalkan kembali ke taman.
“Kami memiliki basis hewan yang sehat, dan sekarang upaya pelindungan sudah berjalan karena kami memiliki penegakan hukum yang baik di taman,” kata Reids. “Jumlah hewan bertambah sangat cepat, dan akibatnya, ada lebih banyak hewan yang tersedia untuk karnivora seperti cheetah.”
Pejabat-pejabat mengadakan pertemuan dengan komunitas sekitar mengenai taman tersebut.
“Orang-orang tersebut kemungkinan dalam bahaya,” kata David Nongoma dari African Parks. “Dan pesan kami kepada komunitas adalah … mereka menghindar dari taman dan berhenti melakukan apa yang biasa mereka lakukan karena binatang-binatang ini sangat berbahaya. Mereka dapat membunuh manusia.”
Petugas taman mengatakan mereka juga berencana membawa macan tutul dan singa untuk merestorasi kejayaan taman. [ds]